Skip to main content

Setahun Berkirim Kartu Pos

#30HariBercerita


Day 1
Hari ini tepat 446 hari menjadi Postcrosser via Postcrossing dengan total kiriman ke Official 46 dan yang datang 37, serta 13 yang masih jalan-jalan alias belum sampai. How does it feel? Happy sih, akhirnya ada juga hobby yang menarik buatku selain membaca, menonton dan tidur. Makasih banget buat seorang teman yang secara tidak langsung mengenalkan hobby ini dan kk yang mewariskan satu album koleksi prangkonya yang menarik.
Secara jumlah sih bisa dibilang flow sent and receivedku masih sangat minim dibanding teman-teman yang lain dalam waktu yang sama. Selain karena sempat 3 bulan gak aktif ngirim, juga karena pengantaran pak Pos agak mandeg. Sent pertamaku butuh 5-7 minggu buat sampai ke luar negeri seperti Russia dan Jerman. Sedangkan received pertamaku butuh waktu 3 bulan baru nongol di rumah meski jumlahnya hampir 10 sih. Mungkin itu juga tergantung lokasi sih karena aku ngirimnya lewat kota kecil alias Parepare dan alamat rumahku di Barru, kabupaten yang pusat kotanya cukup jauh dari rumahku yang di perbatasan. Pas pindah ke Makassar lumayan ada peningkatan sih, kirimanku paling cepat sampai butuh 18 hari ke Belanda, paling lama ke Amerika yang butuh 205 hari buat sampai. Belum dihitung beberapa yang udah hilang dari list karena setahun gak di daftar, mungkin hilang, belum sampe-sampe atau yang dikirimkan gak register karena gak mau atau alasan lain.
Jika begitu banyak yang akan bilang hobby ini betul-betul butuh kesabaran, apalagi jika ngirimnya satu persatu nunggu yang satu sampai baru ngirim lagi gak sekaligus ngabisin limit ngirim, pasti lebih butuh kesabaran. Itulah yang bikin hari ini di grup KPI pas aku ngirim artikel dari kumparan yang nemu di berita gojek (lah?) berjudul “Curhat Dirut PT Pos: Tak ada Lagi Yang Berkirim Surat”, semua tiba-tiba komen dan ngeluarin uneg-unegnya ke masalah pelayanan pos, ada yang bilang suratnya sering hilang lah, kebuka lah, lama diantar, gak diantar dan pelayanan pos lainnya, tapi ada juga yang bilang data dirut gak valid terbukti masih ada KPI dengan 8000 anggotanya yang rajin mengirim kartu pos via postcrossing, swap, GA, bahkan sudah ada Sahabat Pena Cilik yang diusung salah satu anggota KPI yang budiman yaitu mengajak anak sekolahan bertukar kartu pos. Yep masih banyak yang menggunakan layanan pos dalam hal ini “Surat pos biasa” yaitu mengirim kartu pos dengan menggunakan prangko, meski untuk mengirim dokumen dan surat sudah agak jarang sih. Kalaupun ada yang beramplop isinya juga kartu pos tapi agak banyak dan beberapa benfil lainnya serta pernak-pernik souvenir kecil.
Jaman sudah sedemikian majunya, orang-orang sudah beralih dari berkabar via surat ke short service message (SMS) serta E-mail lalu ke chat via medsos. Itu pun udah agak berubah lagi, orang bukan lagi malas menulis menggunakan alat tulis seperti pensil dan pulpen, tapi udah males ngetik jadi kalau googling pake suara aja biar mbah gugel yang nangkap trus mengetikkan tulisannya atau chat pake voice note. Mungkin di masa depan orang malah kalau komunikasi telepati aja gak pake tenaga apa pun lagi. Tapi, kenapa masih ada yang kirim kartu pos? Kurang kerjaankah? Kebanyakan duit kah? Atau mau boros-boros kertas? Well, ada yang namanya estetika dan beberapa orang tetap lebih suka dengan apa yang mereka bisa lihat dan sentuh. Selembar kartu pos bukan hanya tentang sebagus apa kertas dan gambarnya, prangko yang ditempelkan dan sebersih apa cap stempelnya tapi dalam selembar kartu pos ada kisah seseorang yang ingin dia bagi pada orang lain, ada maksud dari pemilihan gambar kartu pos untuk membantu menambah koleksi orang yang dikiriminya, jenis kertas dan ragam bentuk kartu pos sebagai tanda kemajuan suatu daerah dimana kita mungkin akan menemukan seseorang yang Cuma bisa mengirim kartu pos terbitan pos Indonesia yang lama dengan kertasnya yang tipis, gambar yang cuma seperempat bagian di depan yang berbagi dengan area penempelan prangko dan penulisan alamat yang dituju seharga Rp2500 isi 5 karena Cuma kartu pos itu yang bisa dibelinya, dibandingkan dengan orang di daerah lain yang bisa membeli berbagai macam kartu pos di daerahnya bukan Cuma yang dari kertas yang gambarnya beragam, kualitasnya bagus dan bentuknya macam-macam tapi juga dari kayu dan kaleng yang termasuk unusual postcard. Tapi sekali lagi kemajuan teknologi sangat membantu karena kita bisa pesan online. Dan bukankah kemajuan teknologi pula yang melancarkan kita dalam bertukar kartu pos karena dengan adanya postcrossing.com kita bisa berkirim ke banyak negara yang bahkan kadang kita tidak tahu kalau negara tersebut ada, serta dapat saling mengabari apakah kartu pos yang dikirim sudah sampai atau belum jadi tidak perlu saling mengabari dengan membalas dengan kartu pos lagi hanya untuk mengabari sampainya kartu pos tersebut. Dibalik selembar kartu pos ada juga perjuangan seseorang untuk membantu mengurangi sampah kertas yang terbuang begitu saja dengan membuat kotak makanan dan kalender bekas menjadi upcycle postcard atau handmade postcard yang membuktikan betapa kreatifnya seorang manusia. Dibalik selembar kartu pos juga ada kejutan didalamnya, pengirim yang tidak disangka-sangka kapan dan dari mana datangnya dan orang-orang yang peduli untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan selamat hari raya serta berbagai perayaan hari-hari lainnya. Dibalik selembar kartu pos juga ada bukti berkumpulnya orang-orang dengan hobby yang sama karena ingin saling mengenal dan berbagi cerita dengan meet up postcard.
Tulisan ini malah jadi mellow banget yah, soalnya lagi puyeng berkutat dengan transkrip rekaman yang udah lewat banget dari deadline 1 bulan dan sisa 1 tapi menyelesaikannya masih mager. Intinya sih kirim kartu pos itu hobby yang menarik dan akan tetap kulakukan hingga beberapa tahun kedepan selama aku masih hidup di dunia (eh kayak lirik lagu). Cuma yah itu berharap aja pos mendukung hobby ini, jadi setiap ke kantor pos gak disangsiin lagi mau beli prangko bukannya materai, gak disalahkan lagi kirim dengan nominal salah ke negara x padahal udah bener, yang beramplop gak disuruh kirim pake surat tercatat, makin banyak varian kartu pos yang bisa dibeli, lebih rajin sosialisasi masalah benfil, prangko prisma tuh bagus banget buat pajangan, tapi orang gak tau aja kalau itu ada, cara bikinnya dan harganya karena sosialisasi belum maksimal. Terakhir semoga kartu pos yang dikirim cepat sampainya dan cepat juga pak pos bawain kartu pos gak ditumpuk tunggu banyak dulu, semoga pos tetap ada (wish-nya lebih panjang dari doa ultah alias kalau ultah gak pernah dirayain dan gak ada make a wish- make a wish-an lah #curhat).
Have a nice day everyday
22:58 pm
Ay!

PS: Gambar nyusul!

Comments

  1. Wah,bisa jadi hobi baru yang menyenangkan dan kenalan dengan banyak orang. teman yang belum pernah ditemui :) gimana cara daftarnya kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan lanjut baca ini kak, mengirim PC lewat postcrossing juga bisa sekalian latihan bahasa inggris loh

      Delete
    2. http://ulee-asyik.blogspot.com/2018/11/serba-serbi-postcrossing.html?m=1

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Profil Deng Lun

Mumet dengan kerjaan, jadi mau update lagi deh biar fresh. Kali ini aku mau nulis profil salah satu aktor China favoritku. Awalnya mau nulis Yang Yang sih tapi dianggurin aja datanya. Nanti deh. Sekarang soalnya ngebet banget sama si senyum lebar, Deng Lun. Soalnya drama yang dia bintangi tuh oke banget. Ini dia profilnya Nama: Deng Lun Born: October 21 st , 1992 (yes, kami Cuma beda setahun) in Shijiazhuang, Hebei Prov Tinggi: 185 cm Berat: 65 kg Deng Lun merupakan lulusan Shanghai Theatre Academy dan memulai karirnya sejak 2013 dalam Drama TV berjudul “Flowers in Fog” (belum nonton sih) kemudian main di beberapa drama lainnya dan akhirnya karirnya terus menanjak. Aku sendiri jatuh hati sama dia waktu dia main di drama berjudul “Because of Meeting You” yang merupakan drama remake dari drama Korea berjudul “Jang Bo-ri is here”. Di drama ini ia berperan sebagai Li Yunkai, seorang pengacara yang merupakan teman masa kecil tokoh utama perempuan. Perannya yang ceria dan

Itazura na Kiss in all versions

Hajimemashite.. Maaf lagi sok Jepang.. Kali ini aku mau bahas soal salah satu Dorama Jepang yang saking populernya sampe diadaptasi dalam berbagai versi. Eng ing eng.. Itazura na Kiss.. Sudah pada nonton versi apa saja? Tenang aku juga belum nonton semua kok. Tapi bagaimana pun versinya kisahnya Cuma satu yaitu bercerita tentang Seorang cewek SMA yang kurang pintar dari kelas F (disini kelas dibagi berdasarkan kepintaran muridnya dan diurut dari A untuk yang paling pintar hingga F untuk yang paling kurang pintar) bernama Aihara Kotoko yang jatuh cinta dengan orang paling populer di sekolahnya dari kelas A bernama Irie Naoki sejak tahun pertama. Di tahun seniornya, Ia kemudian mengakui perasaannya lewat surat cinta kepada Naoki dan ditolak mentah-mentah dengan alasan Naoki benci gadis bodoh. Pada hari yang sama Kotoko kehilangan rumahnya karena suatu musibah (di setiap serial beda-beda eui musibahnya) dan bersama ayahnya terpaksa menumpang di rumah teman ayahnya yang ternyata adala

Review Cry Me a Sad River

Kali ini mau bahas salah satu film China yang cukup ngena di hati dan bikin ikutan nangis.  Ini dia Profilnya Also known: Bei Shang Ni Liu Cheng He Genres: Friendship, School, Youth, Drama, Melodrama, Tragedy Country: China Release: 30 September 2018 Starring: Ren Min, Xin Yun Lai, Zhao Ying Bo Sinopsis: Yi Yao dan Qi Ming adalah tetangga dan teman masa kecil yang pergi ke kelas yang sama. Murid pindahan Tang Xiao Mi menyukai Qi Ming dan menjadi cemburu dengan hubungan baik Yi Yao dengannya. Dia mengikuti Yi Yao dan menemukan rahasia miliknya. Tang Xiao Mi kemudian menggunakan rahasia ini untuk memulai bullyingnya di sekolah dan semua siswa lain bergabung. Penindasan itu perlahan menghancurkan Yi Yao, sampai Gu Sunxi muncul disampingnya dan membantunya. Namun sebuah tragedi kembali menghancurkan Yi Yao. Comment: #SpoilerAlert Setelah terlalu banyak menonton drama kali ini tertarik nonton film China. Yup, mungkin kita hanya familiar dengan film-film action, kung fu maupun his