Kali ini berkesempatan ke bagian lain di Sulawesi yaitu ke Sulawesi Tengah untuk menghadiri aqiqah keponakanku yang baru lahir. Yup, salah satu kakakku kini tinggal cukup jauh disana. Tambah lagi saudara yang merantau. Jadi dari banyak, hanya aku dan bapak yang tinggal di rumah. Sepi rasanya. Budaya merantau memang sudah mendarah daging bagi kami suku Bugis. Apalagi bapakku bercerita kalau ia memilih mengalirkan ari-ari kami ke laut dibandingkan menguburnya di tanah. Hal ini karena ia berharap nasib akan membawa kami berpetualang jauh. Punyaku mungkin kembali ke daratan karena sisa aku yang tidak kemana-mana. Kembali ke kisah kakakku, dia sebenarnya menikah dengan orang bugis dan sekampung. Hanya saja suaminya sudah lebih dulu merantau ke Sulawesi Tengah maka ia pun harus ikut menetap disana. Tapi ada untungnya juga, aku jadi punya kesempatan berkunjung ke Sulteng. Kakakku tinggal di desa Malino, kec. Ongka Malino, kab. Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Untuk kesana bisa meng...
"Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover" -Mark Twain