Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2014

Apakah Kekerasan Merupakan Bagian Dari Diplomasi?

Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita melihat kembali sejarah dari diplomasi itu sendiri. Diplomasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Diploun” yang berarti melipat. Hal ini merujuk kepada sertifikat berbentuk logam yang dilipat dua dan digunakan oleh orang untuk bepergian ke luar negeri. Sebelum perang dunia pertama diplomasi masih bersifat tradisional dimana kerajaan mengirimkan utusannya untuk bernegoisasi dengan kerajaan lainnya. Setelah perang dunia 1 munculnya LBB menyebabkan terjadi perubahan makna diplomasi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah negara tapi juga organisasi dan individu. Dari sejarah ini dapat dilihat kalau diplomasi diartikan sebagai serangkaian negoisasi yang dilakukan negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Hal ini menunjukkan diplomasi dilakukan dengan cara berunding tanpa kekerasan. Sedangkan Kautilya sendiri sebagai diplomat India Kuno menekankan empat tujuan diplomasi yaitu acquisition (perolehan), preservation (pemeliharaan), augme

Kawasan Timur Tengah

1.       Identifikasi Kawasan Timur Tengah Kawasan Timur Tengah masih menjadi perdebatan seiring dengan namanya yang cukup unik diantara kawasan-kawasan lainnya. Secara geografis kawasan inipun sulit ditentukan batasnya karena Timur Tengah berada di antara benua Eropa, Asia dan Afrika. Tapi kemudian para sejarawan berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Timur Tengah adalah wilayah yang terbentang antara Lembah Nil ( The Nile Valley ) hingga negeri-negeri Muslim di Asia tengah (lebih kurang Lembah Amur Darya atau Sungai Oxus), dari Eropa yang paling tenggara hingga lautan Hindia. Timur Tengah terdiri atas beberapa negara yang saling bertautan baik secara historis maupun geografis dan kebijakan pemerintahnya. Negara-negara yang termasuk kawasan Timur Tengah berdasarkan Almanac Jagat Raya (diedit oleh Widjiono Wasis), negara kawasan Timur Tengah terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Cyprus, Uni Emirat Arab, Quwait, Irak, Iran, Lebanon, Oman, Palestina, Qatar, Syria, Turki, Yaman Selat

Summary European Foreign Policy, does Europe Still Matter?

10. Germany   Ascent to Middle Power By Helga A.Welsh Summary: Bab ini membahas tentang sejarah perpolitikan Jerman mulai dari masa perang dunia ke dua hingga sekarang. Bagaimana sepak terjang Jerman di Eropa dan bagaimana hubungan Jerman dengan negara-negara di Eropa. Sesuai dengan judulnya Ascent to Middle Power , Jerman sebagai negara besar pada masa perang dunia kedua kemudian kalah dan terbagi dua pada perang dingin. Jerman setelah perang dingin kemudian memperbaiki diri dan menjadi negara “Middle Power” yaitu negara yang tidak menaklukkan dan tidak ditaklukkan. Pada 7 Mei 1945, setelah kekalahannya pada perang dunia kedua kedaulatan Jerman berada di tangan aliansi pemenang perang yaitu Uni Soviet, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Mereka setuju untuk membagi Jerman menjadi 4 zona pendudukan dimana Berlin ibukota Jerman dibagi menjadi empat sektor.   Semua dengan satu tujuan yaitu denazifikasi, demiliterisasi, desentralisasi dan demokratisasi Jerman. Aliansi