Skip to main content

Review South Asia in the World : Problem solving perspectives on security, sustainable development, and good governance


Edited by Ramesh Thakur and Oddny Wiggen
Hal. 19 - 66
Review :
South Asia in the World
Dunia tidak terlalu menaruh perhatian kepada Asia Selatan baik secara kebijakan maupun intelektual. Disini para penulis berharap bahwa perhatian masyarakat dunia di Asia Selatan bukan hanya karena masalah terorisme di Afghanistan ataupun karena dua negara Asia Selatan saat ini dikhawatirkan memiliki nuklir, tapi juga karena saat ini mereka hidup dalam konflik internal berkepanjangan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa salahsatu tantangan terbesar di Asia Selatan dan dunia saat ini adalah masalah terorisme. Sejak lama India telah menaruh perhatian pada masalah ini, namun dunia baru merespon ketika peristiwa 9/11 terjadi.
Seiring dengan penempatan tentara Amerika Serikat bukan hanya di Afghanistan dan Pakistan tapi juga di Asia Tengah, India, Nepal, Bangladesh dan Srilanka. Meskipun hal ini dapat dimengerti, tapi kemudian menimbulkan reaksi dari Russia dan China yang akan berakibat pada stabilitas regional. Gerakan kolektif dari Asia Selatan juga masih kabur. Dibandingkan untuk memerangi masalah terorisme, mereka malah memilih untuk menaikkan anggaran militer demi mempertahankan diri. Harusnya disadari bahwa untuk memerangi terorisme tidak bisa dilakukan dengan kekuatan sendiri. Meskipun Afghanistan dan Pakistan bersatu dan berhasil mengusir Taliban dan Al-Qaeda, tapi apakah dapat menghilangkan cara berpikir terorisme?
Ada bentuk-bentuk terorisme yang lain di Asia Selatan seperti gerakan Maoist di Nepal dan gerakan separatis Macan Tamil di Srilanka. Gerakan-gerakan seperti itu juga terjadi di India, Pakistan, Bangladesh dan Butan. Sebenarnya ketika melihat kembali kondisi di Asia Selatan, regional ini termasuk sangat rendah baik secara ekonomi maupun indeks pembangunan manusia. Sekitar 40 % kemiskinan dunia ada disini. Berbagai bentuk penyimpangan dan kekacauan politik menyebabkan regional ini menjadi rute transit dan produksi narkoba dan kemudian melahirkan banyak kasus AIDS. Selain itu penyimpangan juga terjadi di pemerintahan saat proses demokratisasi dimana banyak muncul gerakan-gerakan separatis dan pemerintah menggunakan militer untuk menghalau mereka.
Tentu saja Asia Selatan harus bertanggung jawab atas masalah yang menimpa regionalnya, kontribusi dari masyarakat internasional dan politik global sangat dibutuhkan. Selama ini Asia Selatan merasa diabaikan. Tidak ada investasi besar yang melirik regional ini dan tidak ada kepentingan perdagangan dengan komunitas internasional. Padahal pelaku teroris yang ada di Asia Selatan sendiri banyak menerima dana dari jaringan perdagangan narkotika internasional, perdagangan kecil, money laundering, dan lain sebagainya.
Berdasarkan laporan dari Mahbub ul Haq Human Development Centre, setengah dari milyaran orang di Asia Selatan tidak bisa bertahan dari arus globalisasi. Tapi meskipun mengalami banyak masalah di pemerintahannya, ada beberapa gerakan yang patut mendapat dorongan misalnya dalam mengurangi kemiskinan secara sukses telah dilaksanakan di beberapa negara contohnya program Grameen Banks di Bangladesh, program Food for Work dan mengurangi buta huruf di beberapa negara india, srilanka dan maladewa, dan konservasi lingkungan di Bhutan. Negara asia selatan harus belajar dari satu dan yang lainnya untuk menyelesaikan persoalan yang ada di negerinya.
Aset terbesar dari asia selatan adalah sumber daya manusia dan kekuatan otak. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam beberapa bidang seperti teknologi, bioteknologi, ruang angkasa dan kelautan, India termasuk berada di depan dan dapat diperhitungkan dalam teknologi yang lebih revolusioner. Kedepannya diharapkan Asia Selatan dapat menjadi tuan rumah bagi industri tradisional termasuk obat-obatan, industry besar dan elektronik. Untuk mewujudkan hal ini maka pembanguna perekonomian sangat dibutuhkan sebagaimana yang tertuang dalam Charter of the south asian association for regional cooperation. Tantangan berubah dari terorisme ke ketahanan pangan. India sebagai negara terbesar di Asia Selatan harus memimpin dan membangun hubungan yang lebih baik dengan Pakistan. Perdana menteri Papajye menandatangani deklarasi Lahore dengan PM Pakistan Nawas Syarif pada Februari 1999 telah membawa semangat perdamaian.
South Asia : Melting Pot of Global Faultlines
Asia Selatan adalah tempat dimana semua masalah global bertemu yang dimana solusi untuk masalah tersebut tidak dapat ditemukan ketika hanya diselesaikan sendiri oleh Asia Selatan. Penyelesaian masalah Kashmir adalah salah satu kasus penting dari banyaknya masalah yang ada di Asia Selatan. jika saja pemimpin India dan Pakistan dapat menyelesaikan masalah tersebut pada 1950 maka income per kapita Asia Selatan setidaknya akan meningkat dua kali lipat dibanding saat ini dan South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) akan berfungsi sebagai pasar untuk Asia Selatan. Dimulai pada Januari 2002, setengah dari jutaan tentara India menjaga perbatasan Pakistan, mobilisasi tertinggi setelah 30 tahun. Hal ini menyebabkan masalah di Asia Selatan semakin rumit.
Salah satu tujuan dari dibentuknya PBB adalah untuk menjaga perdamaian dan keamanan. PBB dan anggota-anggotanya seharusnya tidak hanya menaruh perhatian lebih terhadap masalah di Timur Tengah tapi juga memperhatikan apa yang terjadi di Asia Selatan seperti :
·         Memaksa India dan Pakistan untuk menarik tentara mereka dari perbatasan dan melakukan gencatan senjata.
·         Mengharuskan kedua negara untuk mengimplementasikan MoU yang ditandatangi oleh perdana menteri India yaitu Vajpayee di Lahore pada 21 februari 1999 dan tidak lagi membuat nuklir.
·         Mendorong kedua negara untuk melanjutkan negosiasi terkait persoalan di lembah Kashmir dan isu-isu lainnya yang berhubungan dengan India dan Pakistan.
Kondisi kedua negara saat ini telah berubah dimana pada Mei 1998 keduanya menggunakan kekuatan nuklir, namun sekarang bersama-sama dalam kampanye internasional melawan terorisme setelah peristiwa 1 September 2001. Dalam merespon inisiatif perdamaian terhadap masalah Kashmir, India harus memperbolehkan observer dari negara persemakmuran atau Uni Eropa untuk memonitor pemilu di Lembah Kashmir.
Terkait dengan masalah terorisme, pertumbuhan ektremis dan fundamentalis Islam di Afghanistan yang  juga terjadi di Pakistan diakibatkan konfrontasi antara Rusia dan Amerika Serikat yang dimulai sejak 1979 ketika Rusia menginvasi Afghanistan. Amerika kemudian bekerjasama dengan Pakistan untuk merekrut, melatih dan mendanai ribuan “Mujahidin” untuk berjuang hingga sepuluh tahun kemudian. Tapi kemudian AS pergi dari Afghanistan setelah Rusia menarik pasukannya dan meninggalkan Pakistan yang kemudian harus menerima konsekuensi konflik berkepanjangan dengan 3 juta pengungsi dan madrasah serta camp yang melatih ribuan relawan setiap tahunnya. Peristiwa 9/11 kemudian menyebabkan fokus internasional beralih ke negara-negara Islam. Osama bin Laden dan organisasinya Al-Qaeda serta Taliban yang memberikan perlindungan terhadap Osama telah menyebabkan ribuan nyawa tidak bersalah melayang. Pakistan yang mendukung kampanye anti terorisme setelah peristiwa 9/11 segera ikut memusuhi Afghanistan.
            Asia Selatan berdasarkan income perkapita lebih rendah dibanding negara lainnya. Kemampuan membacanya hanya 47 % dan juga terendah di dunia. Asia Selatan adalah regional yang militernya besar dimana sebagian besar GDPnya dihabiskan untuk militer. Hal ini sangat-sangat timpang karena kondisi kemiskinan yang seharusnya membuat negara-negara lebih memperhatikan kesejahteraan rakyatnya malah menghabiskan uang untuk dana militer. Begitupun dengan sistem global saat ini yang kurang mendukung dimana hanya negara kaya yang semakin kaya sedangkan negara miskin harus semakin miskin. Ada beberapa contoh nyata misalnya :
·         Sistem perdagangan global yang tidak mendukung keberadaan negara-negara miskin
·         Negara berkembang mensubsidi sekitar 350 milyar dollar setiap tahunnya dalam sector pertanian yang jumlahnya enam kali total Official Development Assistance yang diberikan oleh negara maju.
·         Sistem moneter dunia menciptakan akses likuiditas setiap tahunnya dengan mentransfer daya beli terhadap negara maju karena dollar yang menjadi nilai tukar
·         Aliran Official Development Assistance semakin berkurang
·         Paket globalisasi yang cenderung “one size fit all” dimana hanya cocok untuk negara maju tapi belum bisa mengakomodasi negara miskin
PBB sangat bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada perekonomian dunia saat ini. Sejak 1980an IMF dan World Bank membuat lapangan permainan yang menciptakan lingkungan global yang lebih baik bagi negara berkembang.
Berdasarkan laporan dari Mahbub ul Haq Human Development Centre ( 2001) di Islamabad melaporkan beberapa akibat globalisasi terhadap negara miskin di Asia Selatan yaitu:
·         Setengah dari milyaran orang di Asia Selatan atau 40 % berada di income dibawah rata-rata. Meskipun mengalamu peningkatan 5.4 % setiap tahunnya.
·         Dibawah pengaruh kebijakan ekonomi oleh WB dan IMF menawarkan penghapusan subsidi dan penetapan harga dan membuat masyarakat menjadi sangat lemah secara ekonomi.
·         Globalisasi tidak dibuat untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan manusia sejak banyaknya negara di Asia Selatan gagal dalam membangun keseimbangan antara ekonomi dan kebijakan pembangunan social.
·         SAARC tidak terlalu berpengaruh di Asia Selatan.
Pertemuan tingkat menteri antara negara-negara yang tergabung SAARC di Pakistan pada April 2002 mengadopsi Action Plan untuk mengurangi kemiskinan.
Nuclear weapons and nuclear war in South Asia: Unknowable futures
Masa depan produksi senjata nuklir di India dan Pakistan sangat tidak mungkin untuk diramal. Masalah nuklir di Asia Selatan termasuk sangat mengejutkan karena sebagai negara senjata nuklir India dan Pakistan tidak lama lagi akan berperang. Perang senjata nulklir di Asia Selatan tidak sama dengan Perang dingin ataupun apa yang terjadi di Timur Tengah bahkan China karena hal ini akan sangat berpengaruh tentang bagaimana perdamaian dan peperangan akan terjadi di Asia Selatan.
Adapun beberapa prediksi terkait apa yang akan terjadi di Asia Selatan yaitu tidak akan ada penyelesaian bagi masalah India – Pakistan dan masalah ini hanya akan menimbulkan krisis diantara kedua negara dan berakibat pada stabilitas regional. Selain itu hubungan antara India – China juga perlu diperhatikan dimana China terus saja menyuppor India untuk melawan Pakistan. Perbandingan kekuatan global tidak akan mengalami perubahan yang berarti dimana kekuatan masih berada  di Rusia, Amerika dan China. Kemudian Amerika juga tidak akan terlalu mengintervensi diakibatkan karena krisisnya sendiri.
Selain itu ada beberapa model dalam melihat masalah nuklir di Asia Selatan. Yang pertama yaitu Static Model yaitu tetap menggunakan senjata sebagai penggertak, kedua yaitu Creeping Growth Model yaitu penggunaan minimum deterrence, terakhir yaitu the robust expansion model dimana dua negara besar Rusia dan Amerika turut andil dalam persoalan ini.
Hubungan India- Pakistan mulai dari tahun 1947 tidak bisa dikatakan baik. 1947- 1971 adalah era peperangan antara India dan Pakistan. Meskipun telah menandatangani perjanjian Lahore tapi penyerangan teroris di Janmu dan gedung legislative Kashmir pada Oktober 2001 dan parlemen India pada Desember 2001 adalah salah satu indikator yang menyebabkan hubungan keduanya semakin memanas.
International security in a nuclear South Asia
Selain dari masalah Pakistan – India ada juga masalah perbatasan Maritim bagi negara-negara di Asia Selatan. Selain itu media merupakan salah satu pihak yang menyebarkan miskonsepsi terhadap masalah Asia Selatan pada 1998. Confidence-building measures (CBMs) antara India dan Pakistan memiliki sejarah panjang dengan Indus Basin Treaty pada 1960. Perjanjian untuk tidak saling menyerang dengan nuklir juga telah dibuat dan diratifikasi pada 1991.
            Masalah antara India dan Pakistan harus betul-betul diperhatikan demi menjaga stabilitas di wilayah regional Asia Selatan. Tidak hanya pada kedua negara ini tapi juga pada persoalan gerakan-gerakan separatis yang ada di negara seperti Nepal dan Srilanka dan juga di negara lain di Asia Selatan. Sebelum masalah ini ditimpa “Internasionalisasi Konflik” yang kemudian merebak dan mempengaruhi setiap belahan dunia. Selain itu masalah kemiskinan di Asia Selatan juga Harus diperhatikan dengan lebih serius. Karena dibandingkan menghabiskan uang untuk membuat nuklir dan saling menghancurkan lebih baik digunakan untuk membangun negara agar kehidupan rakyat lebih baik

Comments

Popular posts from this blog

Profil Deng Lun

Mumet dengan kerjaan, jadi mau update lagi deh biar fresh. Kali ini aku mau nulis profil salah satu aktor China favoritku. Awalnya mau nulis Yang Yang sih tapi dianggurin aja datanya. Nanti deh. Sekarang soalnya ngebet banget sama si senyum lebar, Deng Lun. Soalnya drama yang dia bintangi tuh oke banget. Ini dia profilnya Nama: Deng Lun Born: October 21 st , 1992 (yes, kami Cuma beda setahun) in Shijiazhuang, Hebei Prov Tinggi: 185 cm Berat: 65 kg Deng Lun merupakan lulusan Shanghai Theatre Academy dan memulai karirnya sejak 2013 dalam Drama TV berjudul “Flowers in Fog” (belum nonton sih) kemudian main di beberapa drama lainnya dan akhirnya karirnya terus menanjak. Aku sendiri jatuh hati sama dia waktu dia main di drama berjudul “Because of Meeting You” yang merupakan drama remake dari drama Korea berjudul “Jang Bo-ri is here”. Di drama ini ia berperan sebagai Li Yunkai, seorang pengacara yang merupakan teman masa kecil tokoh utama perempuan. Perannya yang ceria dan

Itazura na Kiss in all versions

Hajimemashite.. Maaf lagi sok Jepang.. Kali ini aku mau bahas soal salah satu Dorama Jepang yang saking populernya sampe diadaptasi dalam berbagai versi. Eng ing eng.. Itazura na Kiss.. Sudah pada nonton versi apa saja? Tenang aku juga belum nonton semua kok. Tapi bagaimana pun versinya kisahnya Cuma satu yaitu bercerita tentang Seorang cewek SMA yang kurang pintar dari kelas F (disini kelas dibagi berdasarkan kepintaran muridnya dan diurut dari A untuk yang paling pintar hingga F untuk yang paling kurang pintar) bernama Aihara Kotoko yang jatuh cinta dengan orang paling populer di sekolahnya dari kelas A bernama Irie Naoki sejak tahun pertama. Di tahun seniornya, Ia kemudian mengakui perasaannya lewat surat cinta kepada Naoki dan ditolak mentah-mentah dengan alasan Naoki benci gadis bodoh. Pada hari yang sama Kotoko kehilangan rumahnya karena suatu musibah (di setiap serial beda-beda eui musibahnya) dan bersama ayahnya terpaksa menumpang di rumah teman ayahnya yang ternyata adala

Review Cry Me a Sad River

Kali ini mau bahas salah satu film China yang cukup ngena di hati dan bikin ikutan nangis.  Ini dia Profilnya Also known: Bei Shang Ni Liu Cheng He Genres: Friendship, School, Youth, Drama, Melodrama, Tragedy Country: China Release: 30 September 2018 Starring: Ren Min, Xin Yun Lai, Zhao Ying Bo Sinopsis: Yi Yao dan Qi Ming adalah tetangga dan teman masa kecil yang pergi ke kelas yang sama. Murid pindahan Tang Xiao Mi menyukai Qi Ming dan menjadi cemburu dengan hubungan baik Yi Yao dengannya. Dia mengikuti Yi Yao dan menemukan rahasia miliknya. Tang Xiao Mi kemudian menggunakan rahasia ini untuk memulai bullyingnya di sekolah dan semua siswa lain bergabung. Penindasan itu perlahan menghancurkan Yi Yao, sampai Gu Sunxi muncul disampingnya dan membantunya. Namun sebuah tragedi kembali menghancurkan Yi Yao. Comment: #SpoilerAlert Setelah terlalu banyak menonton drama kali ini tertarik nonton film China. Yup, mungkin kita hanya familiar dengan film-film action, kung fu maupun his