Skip to main content

Laoko Turung!

Kisah ini dibuat saat umur sedang memasuki masa ideal untuk dicekoki tentang pernikahan dan other stuff. Dan tambahan beberapa huruf di nama panjang yang menambah nilai tawar dalam panaik. Meskipun masih standar karena status yg berubah dari mahasiswa jadi pengangguran.. paan sih?
Sebagai suku bugis tulen.. ngakunya, padahal pengetahuan soal "bugis" sangat minim baik sejarah maupun adat istiadatnya. Tapi gak apa-apa kan cerita dikit soal sebagian kecil adat dari suku pelancong ini. Hitung-hitung melestarikan ingatan tentang budaya kita yang telah tergerus arus globalisasi (maaf gaje)
the story begins..
Well, "Turung" merupakan sebuah kata dalam bahasa bugis yang berarti berkunjung (biasanya digunakan bersama dengan hal-hal berbau acara atau hajatan, contohnya pernikahan, aqiqah, dan penamatan Al Qur'an). Meskipun begitu "Turung" bukanlah kegiatan berkunjung di hari H atau kondangan (memenuhi undangan). "Turung" dilakukan sehari sebelum hari H. kenapa begitu?
Gotong Royong merupakan salah satu hal penting bagi suku bugis. Hal ini bisa dilihat pada proses pembuatan rumah ataupun pemindahan rumah (bukan dalam artian seseorang pindah dari rumahnya tapi rumah yg didirikan di suatu tempat dipindahkan ke tempat lain.. Magic kan?
Rumah orang bugis kebanyakan rumah panggung yang terbuat dari kayu. Mungkin karena kolong rumah biasanya dijadikan lumbung padi atau kandang ayam (begitulah rumahku). Jika ada rumah yang akan dipindahkan maka orang bugis akan bergotong royong untuk mengangkatnya (pikir sendiri caranya, hehe). Untuk rumah berukuran kecil biasanya langsung diangkat seluruhnya, tapi untuk rumah besar biasanya dindingnya dibongkar dulu, diangkat satu persatu kemudian dipasang kembali.
Kembali ke persoalan "Turung", gotong royong juga dilakukan ketika ada keluarga yang akan melaksanakan hajatan. Acara hajatan besar seperti pernikahan dan aqiqah tentu saja membutuhkan komsumsi yang besar dikarenakan banyaknya undangan (Rumah panggung biasanya tidak punya pagar dan kolong rumah juga bisa digunakan untuk menyimpan "Panrung2" atau dipan yang bisa digunakan tidur siang atau mengobrol dengan tetangga, jadinya meski hubungan kekerabatan terbilang jauh masih bisa dianggap keluarga).  Penggunaan katering masih sangat jarang, bukan karena harga katering yang mahal tapi katering yang tidak bisa memenuhi kuota tamu (kadang tamu yang hadir tidak terlalu banyak, tapi biasanya makanan dibungkus dan dibawa pulang oleh tamu untuk dimakan keluarganya). Untuk itu komsumsi hajatan dimasak sendiri oleh si empunya hajatan. Bayangkan susahnya membuat komsumsi yang banyak dengan penghuni rumah yang sedikit. Maka beramai-ramailah tetangga kanan kiri, handai taulan datang untuk membantu mempersiapkan komsumsi untuk hajatan. Puncaknya biasanya h-1 saat sapi dipotong dan itulah yang disebut "Lao Turung".
Jadi itulah sedikit intro untuk kisah perjalanan eh petualangan ataupun perasaan (kepanjangan jadi baper) saat pergi "Turung" untuk pertama kalinya mewakili keluargaku ke keluarga yang akan melaksanakan pesta pernikahan.
Begini kisahnya... Suatu hari nenek bilang padaku, "Nak, de'ga melo lao turung bolana iye (baca : seseorang, nama disamarkan, ceileh..)?". Lalu akupun mengiyakan dan bergegas berganti pakaian karena kukira nenekku ingin ditemani pergi kesana. Kegiatan "Turung" biasanya dilakukan oleh ibu-ibu dalam hal ini mamaku, tapi semenjak beliau meninggal kami jarang "Turung" karena punya kesibukan masing-masing dan hanya dilakukan ketika yang punya acara adalah keluarga dekat.
Saat selesai ganti baju, aku menemui nenekku dan mengajaknya untuk pergi. Nenek bilang, "Alele mu na nak (baca : sendiri saja), bawako piso". Omg, ternyata harus pergi sendiri. Tapi demi nama baik mendiang Mama yang rajin pergi "Turung" untuk membantu tetangga, maka kuberanikanlah pergi sendiri. Yup jalan kaki, bawa pisau tentunya. Sampai di rumah hajatan agak canggung soalnya ibu-ibu semua. Hari gini, mana ada anak cewek yang rela panas-panasan bikin kue ini itu, memilah kulit kacang hijau dari toge, atau memotong-motong daging mentah. Ada dong, AKU..
Langsung deh bergabung dengan para ibu-ibu yang kebetulan sedang membuat doko-doko cangkuneng (google it! for some explanation). Bagi Aku yang masih gadis (ambigu nih) pergi "Turung" bisa jadi salah satu cara untuk belajar memasak. bukan cuma itu, bisa belajar bersosialisasi dengan calon mertua (siapa tau ada yang pangling trus dijodohin sama anaknya.. hihi.. ngarep). Tapi beneran sekarang aku udah bisa bungkus doko doko cangkuneng loh (cara bungkusnya ribet loh). Selanjutnya memotong-motong daging sapi. Untuk pernikahan biasanya daging tidak dibeli perkilo tapi langsung beli 1 atau lebih sapi buat dipotong. Dagingnya kemudian di jejer di atas tikar untuk kemudian dipotong kecil-kecil. Yang memotong duduk melingkari daging sapi. Sambil memotong-motong banyak yang saling bercerita (a.k.a gossip). Dan aku masih sendiri (maksudnya cewek sendiri). Trus masih banyak kisah haru lainnya saat aku pergi "Turung". Pas pulangnya malah dipaksa bawa pulang kue. Katanya oleh-oleh buat bapak. Resmi deh jadi ibu-ibu. Pergi turung trus pulangnya bawa bungkusan.
Itulah kisah kasih di sekolah.. eh kisah sedih di hari minggu (kenapa jadi judul lagu?). Pokoknya sepenggal ceritaku tentang sebagian kecil adat bugis.. jangan bosan2 yah.. see u next time.. enjoy reading

Comments

Popular posts from this blog

Profil Deng Lun

Mumet dengan kerjaan, jadi mau update lagi deh biar fresh. Kali ini aku mau nulis profil salah satu aktor China favoritku. Awalnya mau nulis Yang Yang sih tapi dianggurin aja datanya. Nanti deh. Sekarang soalnya ngebet banget sama si senyum lebar, Deng Lun. Soalnya drama yang dia bintangi tuh oke banget. Ini dia profilnya Nama: Deng Lun Born: October 21 st , 1992 (yes, kami Cuma beda setahun) in Shijiazhuang, Hebei Prov Tinggi: 185 cm Berat: 65 kg Deng Lun merupakan lulusan Shanghai Theatre Academy dan memulai karirnya sejak 2013 dalam Drama TV berjudul “Flowers in Fog” (belum nonton sih) kemudian main di beberapa drama lainnya dan akhirnya karirnya terus menanjak. Aku sendiri jatuh hati sama dia waktu dia main di drama berjudul “Because of Meeting You” yang merupakan drama remake dari drama Korea berjudul “Jang Bo-ri is here”. Di drama ini ia berperan sebagai Li Yunkai, seorang pengacara yang merupakan teman masa kecil tokoh utama perempuan. Perannya yang ceria dan

Itazura na Kiss in all versions

Hajimemashite.. Maaf lagi sok Jepang.. Kali ini aku mau bahas soal salah satu Dorama Jepang yang saking populernya sampe diadaptasi dalam berbagai versi. Eng ing eng.. Itazura na Kiss.. Sudah pada nonton versi apa saja? Tenang aku juga belum nonton semua kok. Tapi bagaimana pun versinya kisahnya Cuma satu yaitu bercerita tentang Seorang cewek SMA yang kurang pintar dari kelas F (disini kelas dibagi berdasarkan kepintaran muridnya dan diurut dari A untuk yang paling pintar hingga F untuk yang paling kurang pintar) bernama Aihara Kotoko yang jatuh cinta dengan orang paling populer di sekolahnya dari kelas A bernama Irie Naoki sejak tahun pertama. Di tahun seniornya, Ia kemudian mengakui perasaannya lewat surat cinta kepada Naoki dan ditolak mentah-mentah dengan alasan Naoki benci gadis bodoh. Pada hari yang sama Kotoko kehilangan rumahnya karena suatu musibah (di setiap serial beda-beda eui musibahnya) dan bersama ayahnya terpaksa menumpang di rumah teman ayahnya yang ternyata adala

Review Cry Me a Sad River

Kali ini mau bahas salah satu film China yang cukup ngena di hati dan bikin ikutan nangis.  Ini dia Profilnya Also known: Bei Shang Ni Liu Cheng He Genres: Friendship, School, Youth, Drama, Melodrama, Tragedy Country: China Release: 30 September 2018 Starring: Ren Min, Xin Yun Lai, Zhao Ying Bo Sinopsis: Yi Yao dan Qi Ming adalah tetangga dan teman masa kecil yang pergi ke kelas yang sama. Murid pindahan Tang Xiao Mi menyukai Qi Ming dan menjadi cemburu dengan hubungan baik Yi Yao dengannya. Dia mengikuti Yi Yao dan menemukan rahasia miliknya. Tang Xiao Mi kemudian menggunakan rahasia ini untuk memulai bullyingnya di sekolah dan semua siswa lain bergabung. Penindasan itu perlahan menghancurkan Yi Yao, sampai Gu Sunxi muncul disampingnya dan membantunya. Namun sebuah tragedi kembali menghancurkan Yi Yao. Comment: #SpoilerAlert Setelah terlalu banyak menonton drama kali ini tertarik nonton film China. Yup, mungkin kita hanya familiar dengan film-film action, kung fu maupun his