Skip to main content

Aku dan Bacaanku

“Kenapa orang-orang tidak bisa memahami bahwa huruf-huruf, kata-kata dan buku-buku membuat kita lebih kaya daripada yang sanggup kita bayangkan” (A Beautifl Lie, Irfan Master)

Sampai sekarang aku masih seorang pembaca buku. Meski kecanggihan teknologi telah menghadirkan e-book, bagiku membalik lembaran demi lembaran kertas punya kesenangan tersendiri. Bahkan buku-buku tua yang tersimpan di lemari punya aroma yang menenangkan bagiku. Membaca buku membuatku melupakan sejenak dunia nyataku dan masuk ke dalam dunia antah barantah dimana segala hal bisa terjadi. Aku bisa keliling dunia, aku bisa menjadi apa saja dan merasakan apa saja. Hingga akhirnya kecintaan itu kuabadikan lewat dinding bukuku yang kuberi nama Ar Rayan Book Rent. Meski pada akhirnya tidak kutempatkan di rumah, aku punya kisah sendiri untuk ini, nantilah aku akan carikan rumah yang lebih baik untuknya.

Kali ini aku hanya ingin berbagi tentang bacaanku dan mengapa aku sangat suka membaca. Aku tidak punya tipe buku favorit atau jenis genre yang kubaca. Karena aku menyukai semuanya. Meski untuk sekarang aku kebanyakan membaca fiksi karena bagiku fiksi bisa membangkitkan mimpi yang tidak kau punya di dunia nyata.
Aku tidak ingat kapan pertama kali aku membaca atau buku apa yang pertama kubaca. Yang kuingat adalah aku sangat suka membaca karena aku punya keluarga yang suka membaca. Ayahku meski tidak terlalu sering membaca buku tapi ia sangat suka membaca koran. Sebagai petani lulusan SD ia tetap update dan bisa jadi teman mengobrol politik yang menyenangkan. Sedangkan ibuku (Almh) meski tidak terlalu sering membaca buku tapi ia suka membaca resep di majalah atau buku resep kemudian mempraktikkannya sedikit. Keenam kakakku semuanya suka membaca. Kakak pertama setelah tinggal di ibukota suka membeli novel sekelas Harry Potter atau Tetralogi Laskar Pelangi. Kakak keduaku pembaca aktif majalah National Geografic dan punya segudang bacaan berat seperti novel terjemahan dan novel bernuansa politik yang cukup tebal. Meski sekarang karena kesibukan ia beralih untuk membaca online situs berita dan bola. Kakak ketigaku pun begitu, meski ia tidak terlalu sering membeli novel dan hanya membaca yang ada jika senggang, Ia dulunya adalah pecinta Backstreet Boys dan selalu membeli info tentang mereka lewat majalah Aneka Yess. Kakak keempatku yang pertama kali mengenalkanku dengan novel-novel semasa ia kuliah (saat itu aku baru kelas 5), Kakak kelimaku adalah pengumpul novel juga semasa ia kuliah dulu. Novel-novelnya ikut mengisi Kakak keenamku juga terkadang membaca novel tapi belakangan ia suka dengan situs-situs yang menyajikan konspirasi. Aku jangan ditanya. Sedangkan Adikku mungkin tidak terlalu sering membaca fiksi, tapi Ia adalah anak yang paling rajin belajar dari buku paketnya. Sudah percaya kan kalau kami keluarga pembaca?
Nah sekarang mari berpindah dengan kisah tentang bacaanku. Sudah kubilang kan aku tidak punya kriteria genre favorit. Meski aku lebih suka Fiksi dari pada non fiksi tapi sebagai lulusan sosial, aku tidak keberatan untuk membaca nonfiksi apapun. Bahkan terkadang aku akan menunggu bapakku selesai membaca koran untuk ikut membaca berita hari ini lalu kami akan mengomentarinya seolah-olah yang ada diberita adalah tetangga sebelah. Untuk bacaan fiksi sudah kubaca bahkan saat aku masih kecil. Aku tidak ingat masa TK ku apakah aku membaca atau bahkan aku belum bisa membaca. Tapi mulai SD aku sudah terbiasa membaca. Bacaanku adalah apa yang kakakku baca. Terkadang baru kusadari sebagian bacaan itu bahkan belum boleh untuk umurku. Aku membaca mulai dari kisah 25 rasul dari buku bersampul kertas karton peninggalan kakekku. Kemudian ada komik super tebal Walt Disney seputar Donal Bebek dan Mickey Mouse yang sering kubaca, beberapa komik Conan dan Dragon Ball milik sepupuku, Bobo milik temanku dan serial cantik milik kakakku serta majalah aneka Yess dengan berbagai rubriknya, favoritku adalah cerpen dan ramalan bintang. Aku juga suka membaca di Perpustakaan sekolah. Hampir semua buku cerita di sana telah kulahap meski masa sd kami perpustakaan baru ada beberapa tahun kemudian dan terkadang kami hanya menggunakannya untuk masak-masak bareng (Beneran, kami sampe bawa kompor panci dll untuk bikin bubur manado).
Saat SMP aku mulai sering membaca novel. Saat itu novel teenlit sangat laris, terkadang aku membacanya dari menunggu kakakku selesai membaca novel yang ia pinjam di temannya atau Nadi. Yup salah satu tempat favorit dan menginspirasiku untuk bikin Ar Rayan Book Rent adalah Nadi Rental Komik. Letaknya cukup jauh di tengah kota tapi sebelum punya kartu sendiri aku biasanya nebeng di kartu temanku. Sampai punya kartu sendiri malah hanya digunakan beberapa kali karena ada yang nebeng di kartuku dan tidak mengembalikan novel yang ia pinjam. Alhasil keanggotaanku di cabut dan uang 50 ribu sebagai jaminan harus kurelakan (saat itu 50 ribu sangat besar buat kami, tapi tenang bahkan sekarang pembuatan kartu di Ar Rayan kurang dari 50 ribu loh, hehe maaf promosi). Berbicara tentang Nadi, sebelum sekarang ia kebanyakan menjadi toko ATK dan aksesoris, dulunya menjadi satu-satunya tempat peminjaman buku di kotaku, mungkin sampai sekarang masih satu-satunya karena Ar Rayan beda kota. Hehe.. Koleksinya cukup banyak mulai dari teenlit, chicklit, roman, terjemahan, hingga seabrek komik ada disitu. Saat itu internet belum ada jadi hiburan satu-satunya adalah membaca buku. Selain buku Nadi, kakakku yang berkuliah di Makassar juga sering beli novel dan meminjamkannya padaku. Di situlah aku kenal Ar Rayan, sosok suami idaman yang membuatku jatuh cinta hingga menyematkan namanya pada setiap buku-bukuku. Yah saat itu kakakku adalah pecinta bacaan islami seperti Ayat-Ayat Cinta dan Diorama sepasang Al Banna. Aku juga masih menjadikan perpus sekolah sebagai tempat favorit kala jam istirahat. Di perpus SMP aku mulai membaca terjemahan seperti Tom Sawyer Anak Amerika. Aku juga rajin meminjam serial Lupus milik sepupuku. Hampir lupa demam Naruto juga melanda kami saat SMP hingga kami menamai sekolah kami Spenli Gakure dan punya nama julukan dari tokoh-tokohnya. Aku jadi Hinata Hyuga.
Beranjak SMA, internet sudah mulai booming. Aku jadi sering membaca di mbah gugel. Meski begitu aku masih sangat sering membaca novel. Kakak keduaku mulai mengenalkanku dengan novel agak tebal seperti 5 Cm. Aku juga sering membaca informasi seputar bintang-bintang Disney yang saat itu menjadi favorit remaja lewat majalah KawanKu dan Gaul yang sering dibeli oleh seorang teman. Kami juga mulai terkena Halyu Wave dan punya bias masing-masing hingga sering membacanya di Internet majalah. Di masa SMA, buku yang sering kubaca di Nadi seputar novel 4 musim Ilana Tan dan shoujo Manga berseri seperti Special A, Kitchen Princess, Nana, dll. Kakak keduaku juga mengenalkanku pada novel National Geografic dan membuatku sangat tertarik dengan fenomena alam dan sosial yang kemudian membawaku memilih jurusan itu.
Setelah kuliah dan mendapat beasiswa full aku jadi bisa membeli sendiri komik dan novel. Aku hanya membeli satu judul komik yaitu Detective Conan karena sejak dulu aku memang ingin mengoleksinya tapi terkendala biaya. Meski begitu pada akhirnya koleksiku masih sangat kurang dikarenakan volume Conan yang sangat banyak dan harga komik yang terus naik. Aku juga membuat kartu peminjaman di TB. Snoopy dan lagi-lagi tidak punya cukup waktu untuk menggunakan kartu tersebut. Aku mulai membeli novel klasik seperti Pride and Prejudice serta serial yang saat itu sedang laku. Aku tidak terlalu banyak membeli novel karena kakakku yang juga kuliah sangat rajin membeli novel. Jurusanku juga menuntutku untuk lebih membaca buku sosial politik sebagai bahan kuliah. Meski hingga saat ini koleksi buku HI ku masih dihitung jari. Aku juga mulai mengenal metropop seperti Alia Zalea, Dahlian dan Winna Efendi. Karena sudah punya hp yang bisa internet aku merambah ke ebook. Dunia maya memang cukup menakutkan soalnya tidak ada batasan di dalamnya, kau bisa menyelaminya hingga lupa bahwa itu sudah terlalu dalam. Aku mulai mengenal Novel jenis Harlequin yang ebooknya bertebaran. Sebenarnya aku memang sudah cukup umur tapi tetap saja aku harus membatasi diri. Selain itu aku jadi sering membaca english version , lumayan sih bisa sekalian meningkatkan kemampuan bahasa. Aku jatuh cinta pada Jace Wayland di Mortal Instrumen, Percy Jackson dan Jason di novel-novel karya Rick Riordan serta berbagai bacaan remaja khas Amerika seperti Eleanor & Park.
Setelah lulus, aku pulang ke rumah dan tidak lagi punya kos di Makassar hanya menumpang di kamar adikku jika sewaktu-waktu aku ada urusan di sana. Otomatis semua barang-barangku harus di bawa pulang. Bingung dengan buku-buku ku yang seabrek dan ketakutan akan komentar bapak kalo melihatnya maka kuputuskan kalo akan kutitip saja di rumah seorang teman sembari mewujudkan mimpi kami membuat taman baca. Maka jadilah Ar Rayan Book Rent yang kami peruntukkan untuk orang-orang di kampung kecil kami agar mereka rajin membaca, bahkan untuk itu aku tidak pernah mengambil keuntungannya, meski bentuknya book rent uang sewanya digunakan untuk membeli buku lagi. Sayangnya kecintaanku pada buku belum bisa kutularkan pada mereka. Untuk promosi aku menggunakan media sosial dengan mengupdate foto buku dan reviewnya. Sebelum me review tentu saja aku harus baca bukunya dulu. Jadilah tiap minggu aku menyelesaikan dua buku. Sekarang aku malah punya bacaan baru yang ku suka seperti Randu Alamsyah dan Tere Liye. Keduanya adalah buku yang mengisahkan tentang kehidupan, tentang perjuangan dan tentang harapan. Semakin membaca semakin kulihat bahwa ternyata hal fiksi itu tidak jauh berbeda dari kehidupan kita. Buku-buku ini juga membuatku lebih positif menjalani hari.
Yup.. itulah sedikit kisah mengenai bacaanku. Aku hanya berharap suatu hari orang-orang akan kembali mencintai buku seperti diriku yang tidak pernah berhenti mencintainya.

23.00, Malam Senin.

Comments

Popular posts from this blog

Profil Deng Lun

Mumet dengan kerjaan, jadi mau update lagi deh biar fresh. Kali ini aku mau nulis profil salah satu aktor China favoritku. Awalnya mau nulis Yang Yang sih tapi dianggurin aja datanya. Nanti deh. Sekarang soalnya ngebet banget sama si senyum lebar, Deng Lun. Soalnya drama yang dia bintangi tuh oke banget. Ini dia profilnya Nama: Deng Lun Born: October 21 st , 1992 (yes, kami Cuma beda setahun) in Shijiazhuang, Hebei Prov Tinggi: 185 cm Berat: 65 kg Deng Lun merupakan lulusan Shanghai Theatre Academy dan memulai karirnya sejak 2013 dalam Drama TV berjudul “Flowers in Fog” (belum nonton sih) kemudian main di beberapa drama lainnya dan akhirnya karirnya terus menanjak. Aku sendiri jatuh hati sama dia waktu dia main di drama berjudul “Because of Meeting You” yang merupakan drama remake dari drama Korea berjudul “Jang Bo-ri is here”. Di drama ini ia berperan sebagai Li Yunkai, seorang pengacara yang merupakan teman masa kecil tokoh utama perempuan. Perannya yang ceria dan

Itazura na Kiss in all versions

Hajimemashite.. Maaf lagi sok Jepang.. Kali ini aku mau bahas soal salah satu Dorama Jepang yang saking populernya sampe diadaptasi dalam berbagai versi. Eng ing eng.. Itazura na Kiss.. Sudah pada nonton versi apa saja? Tenang aku juga belum nonton semua kok. Tapi bagaimana pun versinya kisahnya Cuma satu yaitu bercerita tentang Seorang cewek SMA yang kurang pintar dari kelas F (disini kelas dibagi berdasarkan kepintaran muridnya dan diurut dari A untuk yang paling pintar hingga F untuk yang paling kurang pintar) bernama Aihara Kotoko yang jatuh cinta dengan orang paling populer di sekolahnya dari kelas A bernama Irie Naoki sejak tahun pertama. Di tahun seniornya, Ia kemudian mengakui perasaannya lewat surat cinta kepada Naoki dan ditolak mentah-mentah dengan alasan Naoki benci gadis bodoh. Pada hari yang sama Kotoko kehilangan rumahnya karena suatu musibah (di setiap serial beda-beda eui musibahnya) dan bersama ayahnya terpaksa menumpang di rumah teman ayahnya yang ternyata adala

Review Cry Me a Sad River

Kali ini mau bahas salah satu film China yang cukup ngena di hati dan bikin ikutan nangis.  Ini dia Profilnya Also known: Bei Shang Ni Liu Cheng He Genres: Friendship, School, Youth, Drama, Melodrama, Tragedy Country: China Release: 30 September 2018 Starring: Ren Min, Xin Yun Lai, Zhao Ying Bo Sinopsis: Yi Yao dan Qi Ming adalah tetangga dan teman masa kecil yang pergi ke kelas yang sama. Murid pindahan Tang Xiao Mi menyukai Qi Ming dan menjadi cemburu dengan hubungan baik Yi Yao dengannya. Dia mengikuti Yi Yao dan menemukan rahasia miliknya. Tang Xiao Mi kemudian menggunakan rahasia ini untuk memulai bullyingnya di sekolah dan semua siswa lain bergabung. Penindasan itu perlahan menghancurkan Yi Yao, sampai Gu Sunxi muncul disampingnya dan membantunya. Namun sebuah tragedi kembali menghancurkan Yi Yao. Comment: #SpoilerAlert Setelah terlalu banyak menonton drama kali ini tertarik nonton film China. Yup, mungkin kita hanya familiar dengan film-film action, kung fu maupun his