Minggu
lalu habis berkunjung ke Sorowako. Sebuah desa tambang penghasil nikel di Kab. Luwu
Timur. Tepatnya disitulah salah satu MNC besar asal Brasil bernama PT. Vale
Indonesia Tbk. Ini merupakan ketiga kalinya aku ke Sorowako sejak kakak keduaku
bekerja di perusahaan yang dulunya bernama Inco ini.
Pertama kali saat masih
SMA tahun 2010, aku pergi bersama adik dan tanteku naik bus. Kami bermaksud
berlibur disana untuk merayakan tahun baru. Saat itu aku masih tidak terbiasa
naik mobil lama apalagi perjalanan yang ditempuh 10-12 jam jadi tentu saja
sepanjang perjalanan Parepare – Sorowako aku sangat tersiksa karena mabuk
darat. Untung penumpang yang lain tidurnya pulas semua jadi aku tidak terlalu
malu. Kami berangkat tengah malam karena keterlambatan bus dari Makassar dan
baru tiba pukul 11.00 WITA. Di terminal kami dijemput oleh kakak dan menuju ke
kontrakannya yang ada di Villa Danau Matano. Yup, Danau Matano yang jadi
kebanggaan orang Sorowako merupakan salah satu danau terdalam di dunia. Selain
dalam danau ini juga sangat luas. Sesampai di rumah kami langsung beristirahat
dan sorenya baru berenang di Pantai Ide. Meski pantai tapi tidak ada lautnya
karena sebenarnya itu adalah tepi danau Matano yang jadi tempat wisata orang
Sorowako. Malamnya kami hanya tinggal di rumah karena hujan petir di Sorowako
bunyinya luar biasa padahal itu malam tahun baru. Untungnya setelah hujan agak
reda kami dihibur oleh gerombolan anak kecil yang berkeliling memainkan musik
dengan memukul-mukul barang bekas seperti galon, ember, panci dan lain-lain.
Hari
kedua kami ikut ke Sorowako Diving Club. Bukan buat diving soalnya gak bisa
nyelam. Tapi kami akan ikut liburan keluarga teman kakakku yang menyewa Raft
dan akan bertamasya di spot tak berpenghuni di tepi danau Matano. Raft adalah
kapal kecil dengan barisan tempat duduk di kedua sisinya dan tengahnya datar
(katanya untuk mobil yang akan menyeberangi danau Matano). Dengan Raft kami
bisa melihat luasnya danau Matano dengan ombaknya yang mirip lautan. Sore hari
kami pun pulang ke Bojo dan mengakhiri liburan singkat kami di Sorowako.
Alhamdulillah kali ini menggunakan bus non-AC jadi aku tidak mabuk darat.
Kali
kedua ke Sorowako saat aku masih kuliah. Aku berangkat sendiri naik bus dari
Makassar dan dijemput kakakku di terminal. Aku tinggal cukup lama yaitu sekitar
2-3 minggu. Karena kakakku bekerja 5 hari jadi kami baru akan jalan-jalan
setiap akhir pekan. Kakak membawa kami ke wisata memancing di Wawondula tapi
dapat zonk karena kolam pemancingannya sedang dikuras dan direnovasi. Kali
berikutnya kami berlibur ke Air Terjun Mata Buntu yang berada di Wasuponda.
Untuk mencapai air terjun, kami harus menaiki anak ratusan anak tangga saking
tingginya. Dan hanya aku dan kakakku yang naik. Kali lain kami berlibur di
sekitaran Sorowako Diving Club dan naik kayak. Aku dan kakakku sampe naik Kayak
berdua ke pantai Ide untuk membeli minuman dan mengundang perhatian dari
pengunjung pantai yang mungkin bertanya-tanya kami siapa dan dari mana. Aku
juga sempat tercebur karena kayak yang ku dayung terbalik saat akan bertukar
tempat dengan kakak. Untuk dekat dengan dermaga di salah satu rumah di Salonsa
jadi mudah menyelamatkan diri.
Kali
ketiga ke Sorowako yaitu minggu lalu, aku pergi bersama kakak yang menjemputku
di Belopa untuk menemani adikku yang selesai KP di Vale pulang naik bus. Kakak
menjemputku tengah malam dan kami baru sampe pukul 5 subuh. Oh iya sekarang ia
tinggal di Pontada. Karena lama tidak ke Sorowako aku bersikeras untuk
jalan-jalan sorenya meski langit mendung. Dengan meminjam mobil kakak, bersama
adik dan sepupuku kami berangkat ke dermaga Danau Matano. Sampe di dermaga
rintik-rintik hujan mulai turun tapi sudah terlanjur disana jadi aku dan adikku
cepat-cepat berfoto di latar bentuk hati dan tulisan Danau Matano meski hujan
mulai membasahi baju kami. Selanjutnya kami berpindah ke Pantai Ide yang
ternyata juga gelap karena hujan. Tapi mengingat aku di Sorowako cuma sebentar
jadi bela-belain foto-foto di dermaganya di bawah hujan dan anginnya yang
lumayan kencang. Hehe.
Keesokan
harinya kakak membawaku berenang di Pantai yang lagi Hits disana yaitu Pantai C
Salonsa. Di Sorowako, terdapat daerah perumahan bagi pegawai perusahaan yang
diberi nama Old Camp, Pontada dan Salonsa. Nah, Salonsa ini merupakan tempat
tinggal khusus bos-bos alias di level yang lebih tinggi. Pantainya sendiri
sangat bersih dan dihiasi rumput-rumput hijau. Berhubung hari kerja, jadi
serasa pantai pribadi karena hanya kami pengunjungnya. Kami mengelar tikar dan
mendirikan tenda-tendaan biar bisa foto ala-ala. Sore hari, aku bertemu dengan
salah satu senior asal Sorowako di Cafe QNR. Malamnya kakakku mengajak makan di
Krakatau Cafe and Resto. Restorannya bagus ih tapi lagi-lagi sepi dan hanya
kami pengunjungnya. Makanannya termasuk murah untuk ukuran makanan Sorowako
yang menurutku kadang kemahalan. Di Restoran ini kita bisa memesan paket ayam
atau ikan dan lumayan enak. Keesokan hari aku pun kembali ke rumah naik bus
berdua dengan adik. Untungnya ketakutan ayahku kalau kami akan terlewat karena
ketiduran tidak terjadi. hehe
Itulah
sepenggal cerita perjalananku di desa yang mana sebagian penduduknya adalah
pendatang dan bekerja di tambang. Sementara sebagian lagi adalah penduduk asli
yang menjadi pedagang. Sekarang aku sudah menikmati naik bus semalaman jadi gak
kapok deh kalo kapan-kapan ke Sorowako lagi.
Comments
Post a Comment