Skip to main content

Jelajah Borneo : Pulau Kumala

Yay, Akhirnya bisa ke pulau Kumala. Sebenarnya ini di luar rencana sih soalnya aku tadinya ke Tenggarong buat liat Erau, salah satu adat tahunan dari Kutai Kertanegara.
Erau berasal bahasa Kutai eroh yang artinya ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh sukacita. Dalam pengertian yang paling sederhana, erau atau eroh adalah pesta yang diselenggarakan oleh sekelompok orang dengan berbagai kegiatan yang mempunyai maksud dan mengandung makna, baik bersifat sakral, ritual maupun hiburan.

Erau ini menurut info yang kulihat diadakan tanggal 20-28 Agustus 2016. Berhubung setelah melihat jadwal (sok sibuk!) ternyata aku ada kegiatan tanggal 26-28 maka aku memutuskan buat ikut tanggal 20 nya yang jatuh pada hari Sabtu. Soalnya kalo gak weekend susah gak ada yang ngantar ke Tenggarong. Jadi Jum'at sore aku, kakakku dan seorang keponakanku naik bis ke Samarinda. Sampe di Samarinda kita nginap dulu. Esoknya baru berangkat ke Tenggarong. Aku udah searching sih sabtu tanggal 20 itu emang belum pembukaan dan expo tapi ada kirab budaya internasional, semacam pawai gitu mulai jam 09.00. Tapi yang dasarnya om yang akan ngantar orangnya sibuk jadi kita berangkat ke Tenggarongnya ba'da Dzuhur. Hiks..
Pas sampe Tenggarong gak ada tanda-tanda ada perayaan kecuali spanduk.. Jalanan nampak lengang nan sepi. Kirab budayanya udah selesai. Pusing mau ke mana udah terlanjur di Tenggarong jadinya cari alternatif hiburan yang lain dengan berjalan-jalan di Pulau Kumala. Untuk masuk ke pulau ini harus membeli karcis Rp7000 untuk dewasa dan Rp5000 untuk anak-anak. Sebenarnya kakakku bercanda aja bilang aku, sepupuku dan ponakanku adalah anak-anak tapi dasar petugasnya meski bingung liat kami yang udah besar-besar masih aja ngasih tiket anak-anak. ckck. Setelah dapat tiket kita pun melanjutkan menyebrangi jembatan menuju pulau Kumala. Warna jembatannya mengingatkan pada jembatan samping rumahku, soalnya sama-sama kuning. Sepupuku bilang dulunya untuk ke pulau Kumala harus menggunakan perahu soalnya belum ada Jembatan. Aku udah pernah tulis kan kalo pulau Kumala ini merupakan pulau buatan di tengah sungai mahakam. Yup, that's the magic of Tenggarong saking luasnya sungainya bisa di bikinin pulau. Kebayang kan berapa uang negara yang ditimbun jadi pulau ini (hehe.. dasar anak sospol mikirnya sampe ke itu).

Menyusuri jembatan yang agak panjang itu, kita disuguhi oleh gembok-gembok yang di pasang di sepanjang pagarnya. Yah aku juga udah pernah cerita soal namsan tower dan gembok cinta jembatan pulau Kumala. Meski di jembatan kuning ini gemboknya bisa dibilang masih sedikit mungkin karena dianggap tidak terlalu penting dan cuma akan merusak sungai kalo banyak kunci yang dibuang ke sana. Oh ya jembatannya termasuk instagenic (google it!).


Sampe pulau Kumala yah gitu.. gitu apa? gitu deh.. Apa yah yang ada di Pulau ini? Jawabannya ada pohon (gitu aja?). Enggak kok di pulau ini banyak yang bisa dilihat terutama pohon-pohon yang banyak ditumbuhkan di pulau ini sangat cocok untuk bersepeda soalnya anginnya cepoi-cepoi. Banyak sepeda yang isewakan mulai dari untuk sendiri, berdua, bertiga bahkan berempat pun ada. Kayaknya asik tuh sepedaan rame-rame. Cuman karena aku (terpaksa ngaku deh, jangan ilfil yah) dari sononya gak bisa naik sepeda jadinya kita cari cara lain buat keliling pulau. Awalnya aku usul naik mobil aja, eh pas ke tempat penyewaan mobil tiba-tiba ada kereta lewat. Tau kan kereta yang biasa ada di Mall, gerbongnya cuma 4-5, pake roda ak pake rel dan biasa untuk anak-anak. Yap yang itu.. dan tiba-tiba aja kakakku pilih naik itu aja. what? (udah masuknya pake karcis anak-anak, kelilingnya juga pake kereta anak-anak?). Tapi yang lain pada setuju aja sih jadinya kita pake itu deh. Baik kereta maupun mobil sewanya sama yaitu Rp10000 per orang. Kendaraan ini kemudian akan membawa kita mengelilingi pulau Kumala sambil sesekali singgah di spot yang bagus untuk foro. Ada bagusnya juga sih naik kereta soalnya jalannya agak lambat jadi kita puas liat pemandangannya. Kalo pake mobil kurang berasa kelilingnya soalnya cepet banget jalannya. Yang bisa dilihat selama keliling selain pohon-pohon (yang ini kasihan sih soalnya kurang terawat dan banyak semak di sekelilingnya), juga bisa melihat rumah adat kutai bentuknya seperti rumah panggung orang bugis cuma yang ini agak rendah dan panjang serta penuh dengan ukiran khas kalimantan, rumah-rumah itu ada juga yang dipake sebagai tempat english camp buat yang mau belajar bahasa inggris, persiapan toefl ato ielts. Ada juga sangkar burung yang besar tapi gak kelihatan burungnya, apa karena jauh ato memang gak ada isinya yah? ada resort juga, trus ada patung lembuswanayang dibelakangnya ada singgasana di atas panggung batu. Itu aja kali yah. Kereta berakhir di pusat penjualan souvenir. Disini ada  macam-macam souvenir yang ditawarkan (mirip kebun sayur sih). Ada juga tempat makan atau warung-warung tenda buat yang lapar dan haus.
Gembok Cinta (abaikan Photobombernya)
nun jauh di sana ada rumah adat
naik kereta.. tut. tut. tut.
di depan Lembuswana
if I'm the Queen, Who'll be my king?
Yup, itulah pulau Kumala. Sayang sih gak ada outbond ato waterparknya soalnya pulau ini jadinya agak boring karena sedikit yang bisa di lakukan. Mungkin perhatian pemerintah setempat juga perlu. Soalnya kalo liat pengunjungnya lumayan banyak, harusnya itu dijadiin potensi dengan meningkatkan pariwisata pulau.

Comments

Popular posts from this blog

Profil Deng Lun

Mumet dengan kerjaan, jadi mau update lagi deh biar fresh. Kali ini aku mau nulis profil salah satu aktor China favoritku. Awalnya mau nulis Yang Yang sih tapi dianggurin aja datanya. Nanti deh. Sekarang soalnya ngebet banget sama si senyum lebar, Deng Lun. Soalnya drama yang dia bintangi tuh oke banget. Ini dia profilnya Nama: Deng Lun Born: October 21 st , 1992 (yes, kami Cuma beda setahun) in Shijiazhuang, Hebei Prov Tinggi: 185 cm Berat: 65 kg Deng Lun merupakan lulusan Shanghai Theatre Academy dan memulai karirnya sejak 2013 dalam Drama TV berjudul “Flowers in Fog” (belum nonton sih) kemudian main di beberapa drama lainnya dan akhirnya karirnya terus menanjak. Aku sendiri jatuh hati sama dia waktu dia main di drama berjudul “Because of Meeting You” yang merupakan drama remake dari drama Korea berjudul “Jang Bo-ri is here”. Di drama ini ia berperan sebagai Li Yunkai, seorang pengacara yang merupakan teman masa kecil tokoh utama perempuan. Perannya yang ceria dan

Itazura na Kiss in all versions

Hajimemashite.. Maaf lagi sok Jepang.. Kali ini aku mau bahas soal salah satu Dorama Jepang yang saking populernya sampe diadaptasi dalam berbagai versi. Eng ing eng.. Itazura na Kiss.. Sudah pada nonton versi apa saja? Tenang aku juga belum nonton semua kok. Tapi bagaimana pun versinya kisahnya Cuma satu yaitu bercerita tentang Seorang cewek SMA yang kurang pintar dari kelas F (disini kelas dibagi berdasarkan kepintaran muridnya dan diurut dari A untuk yang paling pintar hingga F untuk yang paling kurang pintar) bernama Aihara Kotoko yang jatuh cinta dengan orang paling populer di sekolahnya dari kelas A bernama Irie Naoki sejak tahun pertama. Di tahun seniornya, Ia kemudian mengakui perasaannya lewat surat cinta kepada Naoki dan ditolak mentah-mentah dengan alasan Naoki benci gadis bodoh. Pada hari yang sama Kotoko kehilangan rumahnya karena suatu musibah (di setiap serial beda-beda eui musibahnya) dan bersama ayahnya terpaksa menumpang di rumah teman ayahnya yang ternyata adala

Review Cry Me a Sad River

Kali ini mau bahas salah satu film China yang cukup ngena di hati dan bikin ikutan nangis.  Ini dia Profilnya Also known: Bei Shang Ni Liu Cheng He Genres: Friendship, School, Youth, Drama, Melodrama, Tragedy Country: China Release: 30 September 2018 Starring: Ren Min, Xin Yun Lai, Zhao Ying Bo Sinopsis: Yi Yao dan Qi Ming adalah tetangga dan teman masa kecil yang pergi ke kelas yang sama. Murid pindahan Tang Xiao Mi menyukai Qi Ming dan menjadi cemburu dengan hubungan baik Yi Yao dengannya. Dia mengikuti Yi Yao dan menemukan rahasia miliknya. Tang Xiao Mi kemudian menggunakan rahasia ini untuk memulai bullyingnya di sekolah dan semua siswa lain bergabung. Penindasan itu perlahan menghancurkan Yi Yao, sampai Gu Sunxi muncul disampingnya dan membantunya. Namun sebuah tragedi kembali menghancurkan Yi Yao. Comment: #SpoilerAlert Setelah terlalu banyak menonton drama kali ini tertarik nonton film China. Yup, mungkin kita hanya familiar dengan film-film action, kung fu maupun his