Skip to main content

Jelajah Borneo : TnT 6 #roadtosam6oja


Salah satu pengalaman paling berkesan selama di Kaltim adalah saat aku ke Samboja mengikuti kegiatan Travelling and Teaching (TnT) 6 yang diadakan oleh komunitas 1000 Guru Balikpapan. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dari tanggal 26-28 Agustus 2016. Meski di kampus dulu aku cukup aktif di lembaga kemahasiswaan dan sering ikut kegiatan semacam baksos tapi menjadi volunteer dan bergabung dengan sebuah komunitas adalah hal yang baru untukku. Apalagi mengingat aku hanyalah pendatang yang belum mengenal dengan baik orang-orang dan budaya di Kaltim. Tapi ternyata setelah mengikuti kegiatan ini aku mendapatkan teman baru..bahkan keluarga baru yang darinya aku belajar banyak hal.
Langsung saja kukisahkan padamu tentang mereka, pengalaman dan pelajaran..

“Semua bisa jadi guru”
“Mendidik adalah tanggung jawab bagi setiap orang terdidik”
Itulah salah satu semangat yang dibawa oleh komunitas 1000 Guru. Komunitas ini berawal dari sebuah akun Twitter yaitu @1000_guru yang dibuat oleh Jemi Ngadiono pada 22 Agustus 2012. Lewat akun ini Jemi berkicau tentang berbagai realita pendidikan di pelosok negeri dan pengalamannya mengajar di sekolah yang kekurangan guru. Kicauan ini mendapat banyak respon positif dari orang-orang yang turut peduli pada kondisi pendidikan dipedalaman hingga setahun kemudian akun @1000_guru sudah memiliki lebih dari 20.000 follower. Semangat ini kemudian diwujudkan dengan melakukan aksi social nyata yaitu turun langsung membantu pendidikan anak-anak pedalaman melalui kegiatan Travelling and Teaching dan pemberian beasiswa pada guru pedalaman. Saat ini komunitas 1000 Guru telah menjangkau anak-anak pedalaman Indonesia dari Aceh hingga Papua bersama volunteer yang tersebar di 35 regional, salah satunya 1000 Guru Balikpapan yang telah terbentuk setahun lamanya.
Awalnya komunitas regional ini bernama 1000 Guru Kaltim seperti wilayah regional lainnya yang menggunakan nama provinsi. Tapi mengingat wilayah Kaltim yang cukup luas, maka untuk memudahkan dalam menjangkau daerah pedalaman dibagilah menjadi dua regional yaitu 1000 Guru Balikpapan dan 1000 Guru Samarinda. Setahun terbentuk komunitas 1000 Guru Balikpapan sudah melaksanakan kegiatan TnT sebanyak 6 kali, dimana TnT 6 dilaksanakan di SDN 018 Samboja dan aku ikut menjadi salah satu volunteernya.
Info mengenai kegiatan TnT 6 ini kudapatkan dari kakakku, dimana salah satu teman dalam grup Wa nya menginformasikan mengenai pendaftaran volunteer untuk kegiatan TnT 6 1000 Guru Balikpapan. Akupun mengisi formulir pendaftaran dan ternyata diterima jadi salah satu calon volunteer. Sayangnya aku terlambat membaca email dan media social milikku (line) tempat panitia meminta konfirmasi sedang error jadilah aku masuk dalam waiting list untuk menggantikan apabila ada calon volunteer yang berhalangan. Sedih sih tapi aku pasrah saja jika tidak bisa ikut yang penting sudah niat. Ternyata beberapa hari kemudian aku mendapat line yang menginformasikan bahwa ada yang kebetulan berhalangan dan diminta konfirmasi apakah ingin menggantikan. Langsung saja kuiyakan dan segera memenuhi syarat terakhir yaitu melakukan konfirmasi pembayaran. Pembayaran tersebut mencakup akomodasi dan konsumsi selama kegiatan serta donasi.
Untuk mempersiapkan calon volunteer maka panitia mengadakan Technical Meeting yang diadakan di salah satu café di Balikpapan seminggu sebelum keberangkatan. Dalam TM ini dibahas mengenai persiapan kegiatan, kondisi sekolah, pembagian kelas dan sosialisasi kegiatan TnT sebelumnya. Aku mendapat kelas 2 dengan jumlah murid 11 Orang. Dalam kelompokku ada 5 orang dimana salah seorang bertugas menjadi ketua kelas dan ada juga seorang mentor dari panitia. Kami berasal dari bidang ilmu yang berbeda dimana satu orang adalah analis, tiga orang masih mahasiswa dan aku? (hmmm..apa yah?). Sayangnya saat TM yang hadir hanya 3 orang jadi komunikasi dilanjutkan via line grup. Beberapa hari sebelum keberangkatan kami berkumpul kembali untuk membahas detail dan mempersiapkan apa saja yang akan dibawa ke lokasi.
“Beri kami 1000 Guru, jangan beri kami 1000 bangunan sekolah tanpa guru”
Tanggal 26 pun tiba, panitia menginstruksikan untuk berkumpul di BJBJ (kayak gitukah tulisannya?) atau lapangan Tennis. Disana kami menunggu truk Basarnas yang akan membawa kita ke Samboja. Meski ada keterlambatan karena satu dan lain hal, pukul 21.00 kami pun berangkat ke Samboja. Panitia bekerjasama dengan Basarnas menyediakan dua truk, satu untuk volunteer dan satu untuk barang. Karena lama menunggu waktu berangkat, aku tertidur selama perjalanan. Kira-kira pukul 23.30 kami pun sampai di SDN 018 Samboja. Untuk malam pertama kami menginap di SD tepatnya di perpustakaan (sejenis itu sih meski lebih mirip gudang yang tak terpakai). Karena malam sudah larut jadi langsung saja mempersiapkan tempat tidur. Hijab dibentangkan untuk membatasi Perempuan dan laki-laki. Sebelum tidur, setiap kelompok kembali berkumpul untuk membahas persiapan Teaching untuk besok. Ada juga pembagian baju, Id Card, Pin dan Stiker untuk masing-masing peserta.
nih Id Cardku

Basecamp di Sekolah
Sabtu tanggal 27, kami siap-siap untuk upacara bendera dengan siswa dan pihak sekolah. Mengingat kondisi wc SD yang tidak memungkinkan untuk mandi maka kami hanya cuci muka, sikat gigi dan ganti baju (hihi.. ini salah satu serunya TnT, kita harus siap dengan segala kondisi.. Biar tidak mandi tetap harus rapi jali karena mau ngajar). Upacara bendera di pimpin oleh salah seorang dari Basarnas (Mereka juga jadi volunteer loh dan ikut ngajar di kelas meski tetap pake baju dinas soalnya tuntutan pekerjaan). Setelah upacara kemudian perkenalan volunteer satu persatu didepan siswa. Tapi baru beberapa yang memperkenalkan diri, tiba-tiba turun hujan jadi perkenalan dilanjutkan di dalam kelas. Baik volunteer maupun siswa memasuki kelas dengan didampingi oleh mentor. Karena sebelumnya sudah ada teaching plan jadi kita tinggal memberi materi sesuai dengan kurikulum (bukan kurikulum sih, teaching plan lah) . Tapi dasarnya anak-anak mengajar mereka tidak bisa hanya mengikuti rencana yang ada. Soalnya meski jumlahnya Cuma 11.. eh 12 ternyata, sangat susah di atur. Beberapa sibuk sendiri, tidak memperhatikan, main dan ngobrol sama temannya (yah namanya juga anak-anak, kebayang kan gimana repotnya guru ngajar kita waktu kecil dulu). Kami sendiri kebagian untuk mengajarkan Satu Nusa Satu Bangsa yaitu bagaimana mengenal keanekaragaman Suku Bangsa dan Bahasa di Indonesia.

Pelajaran pertama Satu Nusa dimana anak-anak dikenalkan dengan pembagian waktu di Indonesia (WIT, WITA, WIB). Untuk memudahkan kami sudah menyiapkan peta Indonesia yang masing-masing punya warna berbeda untuk pembagian waktunya. Siswa dibagi jadi tiga kelompok dan duduk melingkar jadi kami pun membagi diri untuk menjelaskan masing-masing kelompok. Setelah itu diadakan kuis mengenai pembagian waktu dengan hadiah yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Selanjutnya Satu Bangsa dimana kita memperkenalkan suku bangsa lewat lagu daerah seperti ampar pisang dan Yamko Rambe Yamko. Terakhir adalah mendengarkan dongeng dimana volunteer menggunakan boneka tangan bentuk hewan. Anak-anak cukup antusias melihat boneka tangan meski beberapa malah tidak memperhatikan dongengnya. Setelah materi para siswa di ajak untuk menuliskan cita-citanya dikertas yang akan di tempel dipohon impian. Ada satu anak yang sangat pemalu sampe sampe tidak mau menuliskan cita-citanya. Untungnya setelah dibujuk akhirnya dia mau juga. Siswa kelas dua impian yang macam-macam ada yang mau jadi dokter, polisi, tentara, guru, astronot dan cita-cita lainnya yang juga pernah kita semua cita-citakan (semoga tercapai adik-adik.. aamiin.. Jangan kayak kakak yang cita-citanya mau jadi Guru tapi malah tersesat di HI.. Untung ada 1000 Guru jadi bisa ikut mewujudkan cita-cita masa kecil..makasih 1000 Guru). Sebelum kelas berakhir ada sesi tulis Love Letter dari sisw ke kakak yang berkesan baginya. (Aku dapat satu tapi secret admirer soalnya gak ada namanya).
Kelas 2
            Setelah sesi mengajar selesai dilanjutkan dengan outdoor games. Tapi karena hujan maka lomba diadakan di dalam kelas. Kelas dua mendapat lomba makan kerupuk (karena masih suasana 17-an jadi lombanya yah lomba yang sering ada di 17-an). Karena jumlah siswa ada 12 orang maka dibagi jadi dua gelombang. Pemenang adalah yang paling cepat menghabiskan kerupuk. Setelah itu pemberian hadiah yang sudah disiapkan panitia (jadi ingat masa kkn, dulu juga bikin lomba makan kerupuk). Setelah selesai lomba maka berakhirlah pelajaran di kelas. Siswa-siswa berbaris di depan kelas untuk mendengarkan aba-aba dari panitia. Soalnya setelah ini ada sesi pembagian donasi berupa atk untuk setiap siswa. Para volunteer mengambil 3 kantong donasi untuk kemudian akan diberikan kepada tiga orang anak yang menghampirinya. Sebelum membagikan donasi terlebih dahulu volunteer memberikan nasehat yang bisa menginspirasi anak-anak untuk meraih mimpinya sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Setelah itu ada sesi foto bersama seluruh elemen baik panitia, volunteer, basarnas dan siswa-siswa. Dalam sesi foto ini masing-masing volunteer memegang balon yang diibaratkan dengan mimpi yang akan dilepaskan dan harus ditangkap oleh para siswa, seperti meraih mimpi mereka. Setelah itu para siswa diperbolehkan untuk pulang.


Sesi Teaching selesai, waktunya untuk ishoma. Sebelum makan, ada acara tumpengan dalam rangka HUT 1000 Guru yang ke 4 dan 1 tahun 1000 Guru Balikpapan. Acara tumpengan dilakukan oleh panitia. Oh yah, ada yang menarik dalam kegiatan makan di 1000 Guru ini. Kita tidak makan sendiri-sendiri melainkan makanan digelar panjang dengan daun pisang ato kertas nasi sebagai alasnya trus kita duduk berbanjar dan berhadapan makannya, pake tangan tentunya. Cara seperti ini sangat cocok untuk mengakrabkan semua peserta. Makanan yang dihidangkan tidak dimasak oleh panitia ataupun melainkan dimasak oleh warga dan di ambil pada saat masuk waktu makan. Meski lauknya sederhana tapi masakannya yang lumayan enak ditambah dengan suasana makan barengnya bikin kita jadi lahap makannya (lumayan lah buat perbaikan gizi.. hehe).
Begini suasana makan di 1000 Guru
Setelah makan kita kembali ke Perpustakaan untuk istirahat sebelum berbenah dan packing untuk berpindah tempat ke Pantai Tanjung Harapan. Disana kita akan mendirikan tenda yang sudah dibawa oleh Basarnas dan melanjutkan dengan kegiatan Travelling. Salah satu keunikan dari 1000 Guru adalah memadukan antara Travelling and Teaching jadi sangat cocok buat yang suka jalan-jalan sekaligus bakti sosial (Funnya dapat, Amalnya dapat.. aamiin). Sore hari sebelum berpindah tempat, teman-teman dari bidang kesehatan seperti dokter, bidan, apoteker dan analis kesehatan mengadakan pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar di SD 018. Selain itu ada penanaman bibit pohon dan pembagian bibit. Sementara beberapa orang juga sudah ke pantai untuk mendirikan tenda. Setelah semua kegiatan di SD selesai, kami pun berpindah ke Pantai Tanjung Harapan. Sama seperti namanya pantai ini pun memberikan harapan bagi kami yang tidak mandi tadi pagi untuk akhirnya bisa mandi. Beruntungnya karena panitia telah meminjam (mungkin menyewa) satu spot kamar mandi umum di pantai yang tediri dari 6 kamar mandi jadi mandinya pun tidak antri (terima kasih panitia, xoxo).
Malam hari masing-masing peserta menyalakan lilin untuk keperluan foto HUT 1000 Guru. Kata-kata dibalik foto yang cantik ada fotografer yang encok kayaknya cocok untuk sesi foto kali ini. Para volunteer berbaris membuat angka 4 sambil masing-masing memegang lilin yang menyala untuk kemudian di foto oleh fotografer dari atas menara. Menara itu bentuknya kayu dan dua tingkat tangganya sudah hilang jadi kebayang kan bagaimana susahnya buat manjat. Belum lagi kami yang memegang lilin, kencangnya angin malam di tepi pantai membuat lilin berkali-kali mati sehingga harus dinyalakan kembali. Sudah begitu matinya berganti-gantian sehingga memakan waktu lama sampai foto yang baik akhirnya jadi.
Setelah foto HUT 1000 Guru, acara dilanjutkan dengan tudang sipulung (emangnya Himps?), maksudnya duduk melingkar baik panitia maupun volunteer. Acara kali ini adalah malam keakraban dimana semua peserta saling memperkenalkan diri, asal usul dan latar belakangnya. Di malam keakraban ini juga ada tukar kado, dimana sebelumnya peserta mengumpulkan kado ke panitia untuk ditukar dengan kupon. Syarat kado yang dikumpul adalah benda apapun yang bernilai dibawah Rp20.000 dan dibungkus kertas Koran. Aku memberikan kado .. eits.. rahasia.. Panitia kemudian menomori setiap kado secara acak dan kupon yang didapat ditukar dengan kado setelah sebelumnya kupon itu dirolling lagi. Kado tersebut kemudian langsung dibuka. Kado yang didapat peserta beraneka ragam, ada yang dapat topi, kalung, kaos kaki, celengan, mainan, toples, buku, tempat sampah dan hadiah unik lainnya. Aku beruntung dapat kado sebuah diary (belum pernah punya diary yang bentuknya diary, biasanya nulis di buku tulis.. ngenesnya..). Diary itu bergambar kota London lengkap dengan kunci gemboknya dan entah dari siapa. Tapi aku akan simpan dengan baik diary itu dan (mungkin kalo sempat) menulis catatan harianku di dalamnya. Setelah itu masing-masing kembali ke tenda untuk tidur. Ini juga pengalaman pertamaku nge camp di tepi pantai, biasanya di gunung atau bukit dengan suhu yang luar biasa dingin kayak kulkas. Di pantai ternyata tidak terlalu dingin tapi sejuk dengan angin cepoi-cepoinya.
“Happiness only Happen when share”
Last Day, Minggu, 28 Agustus 2016 (Lengkap beud), let’s start the travelling session.. Apa itu? Ternyata ada games dari panitia. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan saling bertanding. Aku mendapat kelompok 3 bersama salah seorang teman yang juga mengajar di kelas dua kemarin, satu orang masih mahasiswa, satu orang bapak-bapak, satu orang carrier woman. Pertandingan pertama adalah makan kerupuk dimana setiap kelompok harus adu cepat menghabiskan satu kerupuk. Tapi tidak segampang itu karena kita harus berbaris untuk memakan kerupuk segigit demi segigit secara bergantian. Aku yang tingginya imut-imut kesulitan buat makan kerupuknya  meski sudah di gendong oleh kakak perempuan yang ada dikelompokku (hiks). Ronde 1 kelompok 3 failed (maap kelompokku). Pertandingan kedua adalah lomba lari estapet. Dimana masing-masing peserta harus membungkuk ketanah dan berputar sepuluh kali sebelum lari. Setelah sampe di garis finish dilanjutkan oleh peserta lain dari kelompoknya. Dengan semangat gotong royong dan jiwa yang sportif kami akhirnya memenangkan pertandingan (We are the campion.. my friend..). Lomba terakhir adalah lomba lari kaki seribu. Dimana kita harus duduk dan saling mengaitkan kaki dengan teman kelompok kemudian mulai maju jalan dan kaitan kaki tidak boleh terlepas. Pada games kali ini kami sangat-sangat tidak beruntung. Karena sesuatu (tidak disebutkan) kami sulit untuk maju dan jadi kelompok paling akhir bahkan tidak bisa finish sehingga disebut kelompok asam urat oleh panitia. Ternyata lomba belum berakhir karena masih ada lomba dari Basarnas. Kita semua melingkar dan main tepuk (lupa namanya) dimana semua adu cepat untuk menepuk tangan teman dan menghindar dari kena tepuk oleh teman. Siapa yang kena tepuk harus keluar. Lomba ini menyisakan satu orang pemenang dari kelompokku dan mendapat hadiah satu kesempatan untuk menyuruh semua panitia melakukan apa saja. Kami pun melakukan balas dendam kepada panitia dengan menyuruh mereka melakukan lomba lari estafet berputar sepuluh kali seperti yang kami lakukan (maap panitia).
Selanjutnya para peserta dibebaskan untuk mengeksplor pantai untuk sekedar jalan-jalan ataupun mengambil foto. Pantai Tanjung Harapan sepintas mirip-mirip lah sama north pole di Alaska, soalnya kondisi pantai yang surut mirip salju. Terus satu keunikan di pantai ini yaitu ada pohon pinusnya. Soalnya biasanya pinus kan Cuma ada di gunung atau bukit kayak di Malino sana. Setelah puas mengeksplor kami pun makan siang dan siap-siap untuk pulang. Pukul 14.00 kembali dengan Truk Basarnas, kami pun pulang ke Balikpapan. Karena punya Basarnas jadi truknya singgah di markas Basarnas di Balikpapan dan kami pun dijemput pulang ke rumah masing-masing membawa kenangan 3 hari di Samboja. Setelah itu kami masih berkomunikasi satu sama lain dengan media social maupun bertemu langsung meski hingga saat ini aku belum sempat untuk ikut dalam setiap kegiatan ngumpul-ngumpul. Bagian ini yang kusuka dari komunitas, dibanding organisasi yang punya banyak aturan komunitas lebih bebas sehingga loyalitas dan solidaritas antara anggotanya lebih mudah terbangun. Kita tidak dibatasi oleh sekat jenis kelamin, umur, profesi dan lainnya tapi bergabung karena satu kesamaan yaitu Hobby..
Hammock Tree

Hey Say Jump di North Pole ala Samboja
Demikianlah cerita tentang kegiatan dan pengalamanku selama di Samboja. Baru kali ini aku menulis cukup detail dan mungkin mirip BAP sih (soalnya ingat masa-masa jadi DPO dulu). Ini akan selalu jadi salah satu pengalaman paling berharga yang akan aku ingat tentang Borneo jika aku sudah pulang nanti (2 weeks to go.. bentar lagi). Maaf jika ada kata-kata yang salah, tidak adanya penyebutan nama untuk menghindari ketersinggungan satu sama lain. Thank u for accepting me.. Semoga bisa ikut 1000 Guru di regionalku..

Tepuk Semangat!... SE… MA.. NGAT.. SEMANGAT

Happy Reading!

Comments

Popular posts from this blog

Profil Deng Lun

Mumet dengan kerjaan, jadi mau update lagi deh biar fresh. Kali ini aku mau nulis profil salah satu aktor China favoritku. Awalnya mau nulis Yang Yang sih tapi dianggurin aja datanya. Nanti deh. Sekarang soalnya ngebet banget sama si senyum lebar, Deng Lun. Soalnya drama yang dia bintangi tuh oke banget. Ini dia profilnya Nama: Deng Lun Born: October 21 st , 1992 (yes, kami Cuma beda setahun) in Shijiazhuang, Hebei Prov Tinggi: 185 cm Berat: 65 kg Deng Lun merupakan lulusan Shanghai Theatre Academy dan memulai karirnya sejak 2013 dalam Drama TV berjudul “Flowers in Fog” (belum nonton sih) kemudian main di beberapa drama lainnya dan akhirnya karirnya terus menanjak. Aku sendiri jatuh hati sama dia waktu dia main di drama berjudul “Because of Meeting You” yang merupakan drama remake dari drama Korea berjudul “Jang Bo-ri is here”. Di drama ini ia berperan sebagai Li Yunkai, seorang pengacara yang merupakan teman masa kecil tokoh utama perempuan. Perannya yang ceria dan

Itazura na Kiss in all versions

Hajimemashite.. Maaf lagi sok Jepang.. Kali ini aku mau bahas soal salah satu Dorama Jepang yang saking populernya sampe diadaptasi dalam berbagai versi. Eng ing eng.. Itazura na Kiss.. Sudah pada nonton versi apa saja? Tenang aku juga belum nonton semua kok. Tapi bagaimana pun versinya kisahnya Cuma satu yaitu bercerita tentang Seorang cewek SMA yang kurang pintar dari kelas F (disini kelas dibagi berdasarkan kepintaran muridnya dan diurut dari A untuk yang paling pintar hingga F untuk yang paling kurang pintar) bernama Aihara Kotoko yang jatuh cinta dengan orang paling populer di sekolahnya dari kelas A bernama Irie Naoki sejak tahun pertama. Di tahun seniornya, Ia kemudian mengakui perasaannya lewat surat cinta kepada Naoki dan ditolak mentah-mentah dengan alasan Naoki benci gadis bodoh. Pada hari yang sama Kotoko kehilangan rumahnya karena suatu musibah (di setiap serial beda-beda eui musibahnya) dan bersama ayahnya terpaksa menumpang di rumah teman ayahnya yang ternyata adala

Review Cry Me a Sad River

Kali ini mau bahas salah satu film China yang cukup ngena di hati dan bikin ikutan nangis.  Ini dia Profilnya Also known: Bei Shang Ni Liu Cheng He Genres: Friendship, School, Youth, Drama, Melodrama, Tragedy Country: China Release: 30 September 2018 Starring: Ren Min, Xin Yun Lai, Zhao Ying Bo Sinopsis: Yi Yao dan Qi Ming adalah tetangga dan teman masa kecil yang pergi ke kelas yang sama. Murid pindahan Tang Xiao Mi menyukai Qi Ming dan menjadi cemburu dengan hubungan baik Yi Yao dengannya. Dia mengikuti Yi Yao dan menemukan rahasia miliknya. Tang Xiao Mi kemudian menggunakan rahasia ini untuk memulai bullyingnya di sekolah dan semua siswa lain bergabung. Penindasan itu perlahan menghancurkan Yi Yao, sampai Gu Sunxi muncul disampingnya dan membantunya. Namun sebuah tragedi kembali menghancurkan Yi Yao. Comment: #SpoilerAlert Setelah terlalu banyak menonton drama kali ini tertarik nonton film China. Yup, mungkin kita hanya familiar dengan film-film action, kung fu maupun his