Lanjutan dari tulisan Mendaftar Kartu Prakerja nih. Jadi setelah beberapa hari menunggu dan belum ada perubahan pada permintaan upgrade akun OVO, Gopay dan LinkAja ku. Maka kuputuskan untuk menghubungi CS OVO via email. Di email tersebut aku menyebutkan kalau aku adalah penerima kartu prakerja dan sudah harus beli kelas. Keesokan harinya emailku dibalas oleh CS dan menginfokan kalau permintaan upgrade ku sedang di proses dan dijadikan prioritas. Tiga hari kemudian ada email dari OVO kalau permintaan upgrade ku berhasil. Langsung saja aku menyambungkan rekening dengan memasukkan nomor HP yang digunakan di OVO. Setelah berhasil akhirnya terlihat saldo sebesar 1 juta yang bisa digunakan untuk membeli kelas di 8 platform yang ditunjuk.
Seperti yang kubilang sebelumnya, aku memilih belajar di Skill Academy karena sebelumnya memang sudah pernah belajar TOEFL disana. Langsung saja kupilih paket Bahasa Inggris. Ternyata harga perpaket adalah 700 ribu jadi aku masih punya sisa saldo 300 yang bisa kubelikan kelas lagi kalau yang ini sudah selesai. Paket kelas bahasa Inggris terdiri dari 5 kelas yaitu 3 kelas untuk pemula, 1 kelas persiapan TOEFL yang pernah kuikuti tapi tidak selesai dan 1 kelas Percakapan Bahasa Inggris Dasar Dengan Konsumen. Kelas persiapan TOEFL ku yang sudah 70 % ternyata tidak diulang tapi diteruskan. Tapi aku memilih untuk belajar dari awal yaitu Pelajari Dasar Bahasa Inggris untuk Pemula (TOEFL part 1). Pengajarnya adalah Kak Alie Fikrie sama dengan pengajar TOEFL. Kelas ini terdiri atas 20 video berdurasi sekian menit dan 1 dokumen summary serta exam 10 nomor setelah selesai kelas. Aku cukup suka belajar disini karena betul-betul terstruktur mulai dari awal dengan pembagian subjek yang perlu dipelajari serta contohnya dalam soal sentence pattern serta error recognition. Selain itu setiap 1 subjek selesai akan ada latihan soal sebanyak 5 nomor. Aku baru sadar fondasi bahasa Inggrisku awalnya memang sangat rapuh karena bahkan mengelompokkan kelas kata pun aku masih terbata.
Lewat seorang sepupu yang bekerja di ruang guru, aku dimasukkan ke grup whatsapp penerima prakerja yang belajar di skill academy yang ia kelola. Di grup itu kita bisa bertukar informasi dan solusi dari kendala selama belajar di Skill Academy. Dari situ aku akhirnya tahu kalau kebanyakan orang memilih kelas populer seperti Belajar Menghasilkan Uang Lewat Youtube oleh Gita dan kelas-kelas lain yang hanya terdiri dari beberapa video sehingga durasi kelasnya lebih ringkas jadi selesai dalam 1 hari. Sedangkan aku untuk 1 subjek dalam kelas saja bisa beberapa hari. Kelas pertamaku sendiri selesai dalam 1 minggu dengan nilai exam pas-pasan itupun hasil mengulang. Kayaknya aku harus belajar giat lagi nih. Padahal aku sudah mencatat kembali semua yang diajarkan loh. Kayaknya faktor U bikin otakku jadi lambat nih proses menerima pelajarannya.
Setelah kelas pertama aku lanjut ke kelas selanjutnya yaitu Dasar Bahasa Inggris untuk Pemula (Toefl Part 2). Kelas ini lebih susah lagi sih buatku dan membutuhkan waktu 1 minggu juga untuk selesai. Tapi setidaknya kelas ini bikin aku punya kegiatan selama di rumah aja. Untuk jadwal kelas aku belajar 4x dalam sehari yaitu pagi jam 8-10, siang sebelum tidur siang, malam setelah Tarwih, dan subuh setelah makan sahur. Kadang tidak selalu 4x sih. Itupun tidak selalu belajar di aplikasi karena waktu belajar yang lain kulakukan untuk mencatat kembali pelajaran sebelumnya yang sudah ku screenshoot di HP.
Kelas kedua selesai dengan nilai pas-pasan lagi alias 70 dari 20 soal. Hiks. Susah banget structure and written expression ini. Untuk merefresh otakku aku tidak langsung melanjutkan TOEFL part 3 ku, tapi beralih ke kelas Percakapan Bahasa Inggris Dasar Dengan Konsumen. Kali ini pengajarnya adalah kak Sekar Krisnauli yang merupakan Public Relation Lead dari Ruang Guru. Kelas ini terdiri atas 3 materi video, 3 dokumen summary dan 2 bonus video percakapan serta pre exam dan exam masing-masing 5 nomor soal. Aku cukup terkejut dengan pre exam ku yang cuma dapat 60 mungkin karena belum ngeh dengan topiknya. Ternyata kelas ini adalah percakapan dasar dan dikhususkan untuk yang bekerja dibidang pelayanan konsumen seperti ojol, travel guide, waitress, dll. Speakingnya benar-benar dari dasar karena dimulai dari Hello dan How are you. Aku sendiri malah ketiduran di video pertama. Maafkan, gak bermaksud apa-apa. Mungkin karena suara pengajarnya enak-enak slow, terus aku juga ngantuk abis. Tapi dengan baca summary aku cukup ngerti apa yang dibahas. Yang menarik dari belajar di Skill Academy juga karena videonya dipenuhi ilustrasi yang eye catchy dan artsy (apa kobilang). Aku menyelesaikan kelas dalam 2 hari saja dan mendapat 100 di exam yang emang cuma 5 nomor serta punya soal yang sama dengan pre exam. Mungkin bagian ini harus ditingkatkan dengan memperbanyak jumlah soal.
Cukup santai di kelas speaking itu, aku pun kembali ke keruwetan soal TOEFL alias kelas TOEFL part 3. Kelas ini lebih advanced lagi kata pengajarnya dan memang aku semakin sulit mencernanya. Tapi aku bersyukur banget bisa belajar soalnya aku juga suka kak Alie Fikrie sebagai tutornya. Dia tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat cara bicaranya dan mudah dimengerti serta banyak penjelasannya. Dia bahkan lebih bagus dari tutor IELTSku yang pernah ngajarin di tempat bimbel. 5 star deh buat kak Alie Fikrie.
Balik ke Prakerja nih. Setelah menyelesaikan 1 kelas dan mendapat sertifikat dari tempat belajar seharusnya sudah bisa memperoleh insentif 600 ribu perbulan. Tapi di dasboard prakerja sertifikatku tidak muncul - muncul bahkan setelah menyelesaikan beberapa kelas. Awalnya aku cukup santai karena dari awal mengikuti prakerja aku memang lebih fokus dengan pelatihan dibanding uang insentifnya sendiri. Syukur banget dikasih pelatihan gratis kan. Tapi ternyata masalah sertifikat bisa di komplain dengan mengisi form pengecekan (info dari grup wa). Jadi aku pun mengisi form tersebut dan esoknya sertifikatku sudah muncul di dasboard prakerja lengkap dengan jadwal perbulan insentifku dikirimkan. Alhamdulillah. Berikutnya tinggal menyelesaikan kelas dan belajar dengan baik. Semoga exam terakhirku nilainya memuaskan jadi setelah pandemi berakhir aku bisa sekalian ambil sertifikat TOEFL lagi. Yang lama sudah mati tahun 2018.
Nah aku cukup banyak membaca berita berbagai pihak yang tidak setuju dengan keberadaan prakerja yang dinilai kurang efektif sebagai solusi pandemi ini. Katanya yang dibutuhkan bukanlah pelatihan tapi bantuan langsung tunai soalnya rakyat lebih butuh makan dan pelatihan tersebut bisa di dapatkan secara gratis di youtube atau platform belajar lain yang menyediakan secara free. Bagiku sebagai penerima prakerja yang betul merasakan manfaat dari pelatihan ini untuk peningkatan kompetensi bahasa Inggrisku dan mengisi keseharianku tentu saja aku tidak setuju. Sudah rahasia umum bahwa yang gratisan itu kadang tidak diseriusi. Dengan adanya pelatihan berbayar eh dibayarkan yang menjadi syarat untuk mendapat insentif akan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk mengikuti pelatihan sungguh-sungguh. Apakah pelatihan itu akan berguna untuk masa depannya itu tergantung masing-masing individu. Memang di masa pandemi ini pergerakan kita sangat terbatas dan ekonomi melambat jadi menurutku yang paling bisa dilakukan adalah melakukan sesuatu buat bisa mendapat uang selama di rumah aja atau pun meningkatkan kompetensi diri. Karena kita percaya wabah ini suatu saat akan berakhir dan setelah itu kita sudah jadi pribadi yang lebih baik dari diri kita sebelum Covid. Lagian menurutku belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris tidak ada salahnya soalnya sangat dibutuhkan. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa pelatihan ini tidak akan bisa dinikmati oleh semua kalangan soalnya masih banyak daerah yang belum punya listrik dan jaringan internet. Tapi toh program ini bukan satu-satunya bantuan karena ada bansos dan sejenisnya. Program ini khusus angkatan kerja sih.
Yuk belajar dimana saja dan terus meningkatkan kemampuan diri. Semangat dan jangan lupa tetap jaga kesehatan. Rajin cuci tangan dan pakai masker kalau keluar rumah.
Ay^^!
Seperti yang kubilang sebelumnya, aku memilih belajar di Skill Academy karena sebelumnya memang sudah pernah belajar TOEFL disana. Langsung saja kupilih paket Bahasa Inggris. Ternyata harga perpaket adalah 700 ribu jadi aku masih punya sisa saldo 300 yang bisa kubelikan kelas lagi kalau yang ini sudah selesai. Paket kelas bahasa Inggris terdiri dari 5 kelas yaitu 3 kelas untuk pemula, 1 kelas persiapan TOEFL yang pernah kuikuti tapi tidak selesai dan 1 kelas Percakapan Bahasa Inggris Dasar Dengan Konsumen. Kelas persiapan TOEFL ku yang sudah 70 % ternyata tidak diulang tapi diteruskan. Tapi aku memilih untuk belajar dari awal yaitu Pelajari Dasar Bahasa Inggris untuk Pemula (TOEFL part 1). Pengajarnya adalah Kak Alie Fikrie sama dengan pengajar TOEFL. Kelas ini terdiri atas 20 video berdurasi sekian menit dan 1 dokumen summary serta exam 10 nomor setelah selesai kelas. Aku cukup suka belajar disini karena betul-betul terstruktur mulai dari awal dengan pembagian subjek yang perlu dipelajari serta contohnya dalam soal sentence pattern serta error recognition. Selain itu setiap 1 subjek selesai akan ada latihan soal sebanyak 5 nomor. Aku baru sadar fondasi bahasa Inggrisku awalnya memang sangat rapuh karena bahkan mengelompokkan kelas kata pun aku masih terbata.
Lewat seorang sepupu yang bekerja di ruang guru, aku dimasukkan ke grup whatsapp penerima prakerja yang belajar di skill academy yang ia kelola. Di grup itu kita bisa bertukar informasi dan solusi dari kendala selama belajar di Skill Academy. Dari situ aku akhirnya tahu kalau kebanyakan orang memilih kelas populer seperti Belajar Menghasilkan Uang Lewat Youtube oleh Gita dan kelas-kelas lain yang hanya terdiri dari beberapa video sehingga durasi kelasnya lebih ringkas jadi selesai dalam 1 hari. Sedangkan aku untuk 1 subjek dalam kelas saja bisa beberapa hari. Kelas pertamaku sendiri selesai dalam 1 minggu dengan nilai exam pas-pasan itupun hasil mengulang. Kayaknya aku harus belajar giat lagi nih. Padahal aku sudah mencatat kembali semua yang diajarkan loh. Kayaknya faktor U bikin otakku jadi lambat nih proses menerima pelajarannya.
Setelah kelas pertama aku lanjut ke kelas selanjutnya yaitu Dasar Bahasa Inggris untuk Pemula (Toefl Part 2). Kelas ini lebih susah lagi sih buatku dan membutuhkan waktu 1 minggu juga untuk selesai. Tapi setidaknya kelas ini bikin aku punya kegiatan selama di rumah aja. Untuk jadwal kelas aku belajar 4x dalam sehari yaitu pagi jam 8-10, siang sebelum tidur siang, malam setelah Tarwih, dan subuh setelah makan sahur. Kadang tidak selalu 4x sih. Itupun tidak selalu belajar di aplikasi karena waktu belajar yang lain kulakukan untuk mencatat kembali pelajaran sebelumnya yang sudah ku screenshoot di HP.
Kelas kedua selesai dengan nilai pas-pasan lagi alias 70 dari 20 soal. Hiks. Susah banget structure and written expression ini. Untuk merefresh otakku aku tidak langsung melanjutkan TOEFL part 3 ku, tapi beralih ke kelas Percakapan Bahasa Inggris Dasar Dengan Konsumen. Kali ini pengajarnya adalah kak Sekar Krisnauli yang merupakan Public Relation Lead dari Ruang Guru. Kelas ini terdiri atas 3 materi video, 3 dokumen summary dan 2 bonus video percakapan serta pre exam dan exam masing-masing 5 nomor soal. Aku cukup terkejut dengan pre exam ku yang cuma dapat 60 mungkin karena belum ngeh dengan topiknya. Ternyata kelas ini adalah percakapan dasar dan dikhususkan untuk yang bekerja dibidang pelayanan konsumen seperti ojol, travel guide, waitress, dll. Speakingnya benar-benar dari dasar karena dimulai dari Hello dan How are you. Aku sendiri malah ketiduran di video pertama. Maafkan, gak bermaksud apa-apa. Mungkin karena suara pengajarnya enak-enak slow, terus aku juga ngantuk abis. Tapi dengan baca summary aku cukup ngerti apa yang dibahas. Yang menarik dari belajar di Skill Academy juga karena videonya dipenuhi ilustrasi yang eye catchy dan artsy (apa kobilang). Aku menyelesaikan kelas dalam 2 hari saja dan mendapat 100 di exam yang emang cuma 5 nomor serta punya soal yang sama dengan pre exam. Mungkin bagian ini harus ditingkatkan dengan memperbanyak jumlah soal.
Cukup santai di kelas speaking itu, aku pun kembali ke keruwetan soal TOEFL alias kelas TOEFL part 3. Kelas ini lebih advanced lagi kata pengajarnya dan memang aku semakin sulit mencernanya. Tapi aku bersyukur banget bisa belajar soalnya aku juga suka kak Alie Fikrie sebagai tutornya. Dia tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat cara bicaranya dan mudah dimengerti serta banyak penjelasannya. Dia bahkan lebih bagus dari tutor IELTSku yang pernah ngajarin di tempat bimbel. 5 star deh buat kak Alie Fikrie.
Balik ke Prakerja nih. Setelah menyelesaikan 1 kelas dan mendapat sertifikat dari tempat belajar seharusnya sudah bisa memperoleh insentif 600 ribu perbulan. Tapi di dasboard prakerja sertifikatku tidak muncul - muncul bahkan setelah menyelesaikan beberapa kelas. Awalnya aku cukup santai karena dari awal mengikuti prakerja aku memang lebih fokus dengan pelatihan dibanding uang insentifnya sendiri. Syukur banget dikasih pelatihan gratis kan. Tapi ternyata masalah sertifikat bisa di komplain dengan mengisi form pengecekan (info dari grup wa). Jadi aku pun mengisi form tersebut dan esoknya sertifikatku sudah muncul di dasboard prakerja lengkap dengan jadwal perbulan insentifku dikirimkan. Alhamdulillah. Berikutnya tinggal menyelesaikan kelas dan belajar dengan baik. Semoga exam terakhirku nilainya memuaskan jadi setelah pandemi berakhir aku bisa sekalian ambil sertifikat TOEFL lagi. Yang lama sudah mati tahun 2018.
Nah aku cukup banyak membaca berita berbagai pihak yang tidak setuju dengan keberadaan prakerja yang dinilai kurang efektif sebagai solusi pandemi ini. Katanya yang dibutuhkan bukanlah pelatihan tapi bantuan langsung tunai soalnya rakyat lebih butuh makan dan pelatihan tersebut bisa di dapatkan secara gratis di youtube atau platform belajar lain yang menyediakan secara free. Bagiku sebagai penerima prakerja yang betul merasakan manfaat dari pelatihan ini untuk peningkatan kompetensi bahasa Inggrisku dan mengisi keseharianku tentu saja aku tidak setuju. Sudah rahasia umum bahwa yang gratisan itu kadang tidak diseriusi. Dengan adanya pelatihan berbayar eh dibayarkan yang menjadi syarat untuk mendapat insentif akan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk mengikuti pelatihan sungguh-sungguh. Apakah pelatihan itu akan berguna untuk masa depannya itu tergantung masing-masing individu. Memang di masa pandemi ini pergerakan kita sangat terbatas dan ekonomi melambat jadi menurutku yang paling bisa dilakukan adalah melakukan sesuatu buat bisa mendapat uang selama di rumah aja atau pun meningkatkan kompetensi diri. Karena kita percaya wabah ini suatu saat akan berakhir dan setelah itu kita sudah jadi pribadi yang lebih baik dari diri kita sebelum Covid. Lagian menurutku belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris tidak ada salahnya soalnya sangat dibutuhkan. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa pelatihan ini tidak akan bisa dinikmati oleh semua kalangan soalnya masih banyak daerah yang belum punya listrik dan jaringan internet. Tapi toh program ini bukan satu-satunya bantuan karena ada bansos dan sejenisnya. Program ini khusus angkatan kerja sih.
Yuk belajar dimana saja dan terus meningkatkan kemampuan diri. Semangat dan jangan lupa tetap jaga kesehatan. Rajin cuci tangan dan pakai masker kalau keluar rumah.
Ay^^!
Comments
Post a Comment