Nah, dari Balikpapan ke Samarinda dan sekarang berpindah ke Kutai Kertanegara. Tau kan Kutai? Yup kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai. Nah karena kutai itu lumayan luas meski perjalananku sangat singkat (Kadang cuma numpang makan aja di suatu daerah), tapi aku ingin membaginya jadi 3 yaitu Tenggarong, Muara Jawa (Handil) dan Bontang.
Mari mulai di Tenggarong dimana bekas peninggalan kerajaan kutai kertanegara sangat terasa. Aku berangkat ke Tenggarong bersama Keluarga yang menjemput di Terminal Samarinda. Untuk ke Tenggarong sendiri hanya menempuh jarak 1 jam. Kesan pertama untuk Tenggarong keren, kotanya disusun dengan sangat baik. Meski dibangun menjadi kota modern tapi unsur sejarah yang melekat pada daerah ini tetap di pertahankan. Salah satunya adalah istana yang masih ada tentunya dengan raja yang menjadi simbolnya. Yang kedua adalah tempat favoritku kalo sedang keluar kota, bukan gunung ato pantai apalagi mall tapi Museum. Yup, ada museum yang sangat terkenal disini yaitu Museum Mulawarman. Mulawarman merupakan Raja Kutai yang membawa kerajaannya ke masa kejayaan bahkan namanya digunakan untuk Universitas negeri di Kaltim yaitu Universitas Mulawarman. Museum Mulawarman menyimpan berbagai hal yang menjadi saksi sejarah lahir dan berkembangnya kerajaan Kutai. Di pintu masuk kita akan melihat singgasana raja, lalu ada juga busana yang dipakai raja terdahulu serta berbagai hal baik itu lukisan, patung, replika bahkan uang yang menceritakan sejarah kerajaan kutai. Selain itu berbagai budaya khas suku Dayak diperkenalkan di Museum ini. Masuk museum ini gak pake tiket tapi bayar (gak ngerti juga kenapa begitu, atau memang ada tiket tapi abos yah pas aku datang).
Habis dari Museum kita singgah di Mesjid Agung buat shalat. Habis itu pulang deh. Yup sangat singkat kan. Tapi Pulang yang cuma memakan waktu 1 jam ternyata mengambil waktu hingga berjam-jam karena macet cet cet.. Yang paling macet adalah Jalan di depan Jembatan ke Pulau Kumala. Yup, salah satu destinasi yang wajib dikunjungi ketima berada di Tenggarong adalah Pulau Kumala. Letaknya di Tengah Sungai Mahakam. Unik kan pulau di tengah sungai? Rahasianya adalah ini pulau buatan. Ketika kutanya pada sepupuku kenapa dibikin pulau? katanya biar sungai mahakam tidak membosankan jadi di bikinkan pulau yang bisa jadi objek wisata (hihi.. ada-ada aja).
Sayangnya gak sempat ke Pulau ini soalnya takut kemalaman balik ke Samarinda. Padahal untuk ke Pulau ini tidak susah, tidak harus pake perahu juga soalnya ada Jembatan yang menghubungkan pulau ini dan Tenggarong. Ada yang unik ni di Jembatannya. Tau Namsan Tower yang ada di Korea kan. Menara itu terkenal sebagai tempat sepasang kekasih memasang gembok cinta mereka dan membuang kuncinya ke laut. Nah Pasang memasang gembok cinta ini juga sering dilakukan di Jembatan Pulau Kumala. Terus kuncinya di lempar deh ke Sungai
Pulau Kumala sendiri adalah pulau yang bentuknya seperti Taman dengan Patung Lembuswana tinggi menjulang di ujung pulau yang bisa dilihat saat memasuki Tenggarong. Patung ini juga terdapat di depan Museum Mulawarman. Berbicara Tentang Lembuswana, patung ini bentuknya cukup unik "Berbelalai bukan gajah, bertaring bukan harimau, bertaji bukan ayam". Legenda kemunculannya di Sungai Mahakam ratusan
tahun silam menjadikannya simbol Kerajaan Kutai Kartanegara. Kemunculan Lembuswana ini kerap dihubungkan dengan kisah lahirnya Putri Karang tMelenu yang muncul bersama satwa mitologi itu dari dasar Sungai Mahakam. Kelak sang putri menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti. Dari sang putri itu dilahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara. Diceritakan juga kalo Sang Lembuswana merupakan tunggangan Mulawarman, yang bertakhta sebagai raja Kutai sekitar 1.500 tahun silam. (Sumber : National Geographic)
Nah kembali ke Pulau Kumala, pulau ini biasanya dijadikan tempat bersepeda ria karena banyaknya pohon-pohon. Yah kapan-kapan deh ke Pulau ini. Sekian perjalanan singkatku ke Tenggarong.
Lembuswana simbol Kutai Kartanegara |
Sayangnya gak sempat ke Pulau ini soalnya takut kemalaman balik ke Samarinda. Padahal untuk ke Pulau ini tidak susah, tidak harus pake perahu juga soalnya ada Jembatan yang menghubungkan pulau ini dan Tenggarong. Ada yang unik ni di Jembatannya. Tau Namsan Tower yang ada di Korea kan. Menara itu terkenal sebagai tempat sepasang kekasih memasang gembok cinta mereka dan membuang kuncinya ke laut. Nah Pasang memasang gembok cinta ini juga sering dilakukan di Jembatan Pulau Kumala. Terus kuncinya di lempar deh ke Sungai
Pulau Kumala sendiri adalah pulau yang bentuknya seperti Taman dengan Patung Lembuswana tinggi menjulang di ujung pulau yang bisa dilihat saat memasuki Tenggarong. Patung ini juga terdapat di depan Museum Mulawarman. Berbicara Tentang Lembuswana, patung ini bentuknya cukup unik "Berbelalai bukan gajah, bertaring bukan harimau, bertaji bukan ayam". Legenda kemunculannya di Sungai Mahakam ratusan
tahun silam menjadikannya simbol Kerajaan Kutai Kartanegara. Kemunculan Lembuswana ini kerap dihubungkan dengan kisah lahirnya Putri Karang tMelenu yang muncul bersama satwa mitologi itu dari dasar Sungai Mahakam. Kelak sang putri menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti. Dari sang putri itu dilahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara. Diceritakan juga kalo Sang Lembuswana merupakan tunggangan Mulawarman, yang bertakhta sebagai raja Kutai sekitar 1.500 tahun silam. (Sumber : National Geographic)
Nah kembali ke Pulau Kumala, pulau ini biasanya dijadikan tempat bersepeda ria karena banyaknya pohon-pohon. Yah kapan-kapan deh ke Pulau ini. Sekian perjalanan singkatku ke Tenggarong.
Comments
Post a Comment