“Kita’ (Baca:Kamu) dag tau rasanya jadi saya”
Sedikit familiar dengan judulnya? Yup, terinspirasi
dari sebuah film pendek yang dibikin oleh salah satu senior berjudul “4 Alfabet
di depan namaku”. Jujur aku belum nonton filmnya, Cuma nonton trailernya di
Youtube. Tapi aku tertarik dengan monolog sang tokoh, Ia mengucapkan kalimat di
atas. Aku merasakan susahnya menjadi dirinya. Nama adalah sesuatu yang mengikat
kita. Namamu bisa membuat orang menghormatimu maupun menginjak-injakmu.
Lalu apa 3 Huruf di belakang namaku?
Yah seperti yang kalian tahu namaku sederhana,
Yulianti Asyik. Bukan nama keren (katanya) seperti nama-nama Barat. Bukan
nama-nama alim (Katanya) seperti nama-nama Arab. Katanya diberi oleh salah satu
pamanku. Meski begitu aku tetap bangga menyandangnya, ada nama ayahku
dibelakangnya.
Lalu kenapa harus mengejar 3 Huruf di belakangnya?
Well, katanya aku harus sarjana agar hidup kami
lebih baik. Yah ayahku seorang petani lulusan SD yang sangat berharap dan berusaha
delapan anaknya bisa sekolah sampai sarjana. Jadi itulah yang dilakukan ke 5
kakakku, mereka kuliah dan menjadi sarjana. Mereka memiliki tambahan beberapa
huruf di belakang namanya. Mengikuti kakak-kakakku, akupun berkuliah di
Universitas terbaik di Indonesia Timur (Katanya) dan mengambil jurusan yang
sangat bergengsi (Katanya) karena ada kata “Internasionalnya”.
“Kalau kalian bilang kuliah itu gampang, tunggu
sampai kalian mengerjakan tugas akhir”
Kalimat ini benar, kuliah memang gampang. Aku cukup
datang setiap ada jadwal kuliah dan mengerjakan tugas serta mengikuti ujian
semester. Segampang itu..
Tapi saat tersulit ternyata mengerjakan tugas akhir.
Saat kita selangkah lagi mengejar beberapa huruf itu. Bayangkan rasanya 4-7
tahun yang kau habiskan untuk kuliah dipertaruhkan dalam beberapa lembar kertas
bernama skripsi yang diuji dalam beberapa jam saja. Dan terkadang pengalaman
4-7 tahun itu tidak pernah kau tuliskan dalam skripsimu. Itulah yang kurasakan,
saat ini aku sudah tidak punya kuliah, sisanya hanya mengerjakan tugas akhir
yang aku tidak tahu kapan akan berakhir.
Mungkin mengerjakan tugas akhir juga gampang bagi
sebagian orang karena mereka berhasil lulus tepat waktu tapi buatku ini hal
tersulit. Entahlah, mungkin aku hanya takut menjadi dewasa.. lulus.. dan
akhirnya harus mengurusi masa depanku sendiri. Aku masih anak manja bapakku
yang kadang kemauannya harus selalu dituruti. Aku masih adik kakak-kakakku yang
terkadang butuh mereka untuk menopangku. Bahkan adikku masih lebih mandiri
daripada aku.
Yup, dengan segala kemungkinannya yang menakutkan,
tugas akhirku sampai saat ini belum selesai. Sudah 10 bulan lamanya kami
menjalin hubungan.. selalu putus dan nyambung tapi tidak pernah mau berakhir
(apa sih?)
Well, kalau ada yang penasaran dengan tugas akhirku,
judulnya “Strategi Indonesia dalam Negosiasi Utang Luar Negeri Bidang
Infrastruktur (Indonesia – ADB)”. Beberapa bilang judulnya sangat keren
sementara sebagian lain mengatakan judulnya tidak jelas.. yah terserahlah. Yang
pasti untuk memilih judul seperti ini sangat tidak gampang, apalagi
mengerjakannya dengan masalah data yang tidak transparan. Tapi saat ini skripsi
ini sudah mendekati tahap akhir tinggal menunggu pendapat pembimbingku untuk
perbaikan. Setidaknya sekarang aku tahu apa bedanya Bantuan Luar Negeri, Utang
Luar Negeri, Pinjaman Luar Negeri..
Comments
Post a Comment