Happy New Year.. Have a Great
Year Ahead!
Bahkan jika tahun ini baru
berjalan 11 hari tapi sudah banyak hal yang terjadi. Sepertinya di tahun ini
bisa lebih optimis dibanding beberapa tahun sebelumnya yang penuh derita dan
cobaan. Alhamdulillah dapat pekerjaan baru yang sangat menjanjikan, di panggil
lagi untuk kerja di tempat kerja tahun lalu, mendapat hadiah hp idaman dari
kakak dan tentu saja mendapat kiriman setumpuk postcard dari berbagai belahan
dunia. Meski baru datang setelah menunggu berbulan-bulan tapi pas datang
langsung bikin semangat buat menjalani hari.
Mungkin kalian berpikir siapa
pula yang masih menggunakan postcard di jaman serba millennial ini. Toh untuk
berkomunikasi kita tinggal memilih bentuk komunikasi apa yang dimau via sosmed.
Bisa chatting, telpon dan video call dengan orang-orang yang ada dimanapun.
Tapi itulah yang terjadi, di jaman modern ini ternyata masih ada sekelompok
orang yang gemar berteman lewat secarik kertas yang ditempel prangko dengan
harapan kertas itu bisa berlayar keliling dunia mewakili dirinya yang belum
mampu.
Kegiatan bertukar postcard
bukanlah hal yang baru karena ini memang salah satu kegiatan berkirim surat
yang ada sejak berates tahun yang lalu. Tapi tentu saja masih ada yang melakukannya.
Aku sendiri termasuk baru untuk hal ini. Meski kakakku sendiri pernah menekuni
hobi ini saat iya remaja terlihat dari harta karunnya yang kutemukan berupa
buku koleksi prangko yang didalamnya banyak prangko dari luar negeri yang sudah
terstempel. Aku mengenal postcard dari postingan seorang teman di Instagram
tentang postcard favoritnya dan cerita dibalik postcard tersebut. Melihat
gambar dan ceritanya yang menarik akupun penasaran bagaimana caranya bisa dapat
postcard dari luar negeri lalu bertanya padanya. Katanya kita harus membuat
akun di website postcrossing dan mendapat alamat untuk dikirimi postcard di
sana.
Postcrossing merupakan sebuah
proyek online yang memungkinkan para anggotanya mengirim dan menerima kartu pos
dari seluruh dunia. Tagline proyek ini adalah “Send a postcard and receive a
postcard back from a random person somewhere in the world!”. Anggotanya dikenal
sebagai postcrossers, dimana kita akan mendapat alamat acak postcrosser untuk
dikirimi kartu pos. Setelah kartu posnya sampai ditujuan alias yang penerima
sudah register id di website maka kita akan menerima kartu pos dari pengirim
yang juga acak. Dari mana kartu pos tersebut berasal menjadi kejutan tersendiri
bagi penerimanya.
Mengikuti saran teman, akupun
segera membuat akun di postcrossing. Kemudian mengklik send a postcard untuk
mendapat alamat yang akan dikirimkan. Untuk awal kita bisa mendapat 5 alamat
acak. Aku diharuskan mengirim postcard ke Russia 2, Amerika, Ceko dan Jerman.
Untuk nominal prangko aku tanyakan pada mbah gugel. Nah disini uniknya postcard
karena tidak perlu ongkir untuk mengirimkannya. Cukup menempelkan prangko
dengan nominal tertentu maka kita sudah bisa mengirimkannya ke luar negeri.
Nominal prangko sendiri bervariasi tergantung jauh dekatnya pengiriman. Untuk
wilayah Indonesia cukup menggunakan prangko 3000. Untuk ke luar negeri seperti
Asia Pacific Zona I dan II (seluruh Asia) itu 6000. Asia Pacific Zona III
(Australia Oceania), Eropa dan Afrika menggunakan prangko 7000 sedangkan yang
terjauh Amerika menggunakan prangko 8000. Tapi dasarnya aku suka ngeyel dan
prangko yang tersedia di kantor pos Parepare Cuma pecahan 5000 maka akupun
menyapu rata dengan memakai prangko nominal 10000 yaitu 2 prangko 5000. (Kalau
ketahuan KPI bisa dimarahi. Peace!).
Kartu Pos yang dijual di Periplus |
Kartu Pos terbitan Pos Indonesia |
Kartu Pos Gramedia |
Hingga akhirnya aku pindah ke
Makassar untuk kerja dan melupakan kegiatan Postcrossing ini. Tiba-tiba suatu
hari kakakku mengirim gambar sekumpulan kartu pos dan memberitakan bahwa pak
pos telah datang ke rumah membawa setumpuk kartu pos. Total ada 11 kartu pos
dimana 1 ada dalam amplop. Bukan main senangnya aku meski hanya melihat lewat
gambar. Segera aku minta kakakku mengirim ID yang tertulis di kartu pos
tersebut agar bisa ku register dan berterima kasih kepada pengirimnya. Seminggu
kemudian adikku ke Makassar dan tak lupa membawakanku kartu pos yang sudah tidak
sabar untuk kubaca. Ternyata bukan hanya
gambar dan prangko2 dalam kartu pos itu yang indah tapi juga pesan-pesan dari
pengirimnya.
Dimulai dari kartu pos dalam
amplop karena ini yang paling membuatku tersentuh. Bukan kartu pos official
tapi balasan dari kartu pos yang dulu ku kirimkan ke Russia. Dari seorang
wanita baik bernama Ekaterina mengirimkan kartu pos bergambar lukisan cat air
salah satu jalan paling terkenal di Moskow. Ia seorang pelukis. Dan yang
membuatku suka bukan hanya lukisannya tapi ia tak lupa menambahkan stiker
Matreshka yaitu boneka khas Russia. Bukan hanya kartu pos, dalam amplop ia
menambahkan 2 tiket sekali jalan berwarna biru dan merah untuk naik bus dan
kereta di Moskow. Kuharap suatu hari aku bisa menggunakan tiket itu.
Kartu pos kedua bergambar empat
ekor tikus dan 1 kupu-kupu. Dalam pesannya sang pengirim yaitu Lena dari Jerman
menceritakan tentang kartu posnya yang merupakan gambar salah satu buku
terkenal bagi anak SD berjudul “Frederik” yaitu tikus special yang suka
bermimpi dan mengumpulkan kata-kata saat tikus lain sedang mengumpulkan makanan
untuk menghadapi musim dingin. Saat musim dingin datang, Ia menghangatkan
teman-temannya dengan kata-kata. Sungguh cerita yang indah dan menarik. Fyi,
dia guru sekolah dasar. Good Job. Eh dalam kartu posnya ia juga menempelkan
stiker kucing.
Kartu pos ketiga adalah kartu pos
tanpa warna alias coloring postcard. Mengetahui aku yang menyukai buku dan
film, sang pengirim yaitu Audrey dari AS mengirimkanku kartu pos bergambar
Harry Potter bersama dengan kedua teman baiknya Harmione dan Ron untuk kuwarnai
sendiri. Ada juga tambahan stiker bergambar Kristal esnya. Mungkin maksudnya
disana sedang winter.
Kartu pos keempat merupakan
hadiah giveaway dari teman KPI yaitu Awe yang setelah chat alamatku memberitahu
kalua ia dari Siwa. Ia membagikan Maxi Card bergambar Ice Cube di depan dan
green tea Frappe di dalam. Ia menuliskanku salah satu pepatah bugis dalam huruf
Lontara lengkap dengan artinya dalam Bahasa Indonesia. Tak lupa prangko buah durian
tertempel indah.
Kartu pos kelima dikirim oleh Tim
dari Russia. Ia memperkenalkan dirinya sebagai mahasiswa kehutanan dan seorang
pemanah. Ia bertanya mengenai kampung halamanku.
Kartu pos keenam juga favoritku
karena ditempeli 5 prangko dengan gambar yang beda-beda dan sangat indah dari
Christine di Portland Oregon, USA. Ia mengirimkan kartu pos bergambar kebun
bunga mawar yang tengah mekar di Portland pada musim panas.
Kartu pos ketujuh dikirim oleh
Gilbert dari Belgia yang merupakan oleh-oleh saat ia berlibur ke Montenegro.
Kartu pos ini bergambar banyak tempat-tempat indah di Montenegro.
Kartu pos ke delapan dikirim oleh
Brigitte dari Basel, Swiss yaitu kartu pos bergambar sebuah danau indah dimana
ia sering pergi untuk hiking dan melihat burung-burung. Ia menyukai museum dan cerita
rakyat.
Kartu pos ke Sembilan dikirim
dari Turku, Finlandia oleh Kristina. Ia menceritakan bahwa disana sedang musim
gugur dan sering hujan. Kartu pos yang dikirimnya bergambat sebuah telaga dan
seekor angsa yang merupakan hewan khas Finlandia.
Kartu pos kesepuluh dikirim oleh
Petra dan kalian tahu dalam Bahasa Jerman. Mungkin karena aku mnyimpan Bahasa Jerman
sebagai salah satu Bahasa yang kutahu. Aku memang mengerti beberapa kata tapi
yang lainnya harus pake bantuan mbah gugel untuk mentranslate kan. Kartu posnya
sendiri menarik karena bergambar salah satu pemenang kontes kecantikan lengkap
dengan tanda tangannya dalam tinta perak.
Kartu pos terakhir atau kesebelas
dari Hong kong dan tanpa pesan apa pun. Mungkin karena pesannya sendiri adalah
quotes yang terdapat di gambar kartu pos yaitu seorang Ballerina cantik dari
Hong Kong dan pemikirannya tentang balet dalam kata-kata.
Itulah kisahku dan kartu pos
pertama yang kuterima. Selanjutnya aku akan lebih rajin mengirim kartu pos,
mengikuti GA di KPI dan menanti kejutan dari mana datangnya kartu posku
selanjutnya. Mari berteman tanpa batas bahkan hanya dari secarik kertas.
Comments
Post a Comment