Aku mau cerita hari ini aku nonton Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini (NKCTHI) . Gaje
Yup, setelah berbulan-bulan gak injak bioskop akhirnya nonton lagi pake layar besar. Biasanya aku jarang ngebet sama film Indonesia. Soalnya sepanjang nonton aku sedikit 'paccalla' (google it). Tapi hari ini akhirnya nonton NKCTHI. Selain karena penasaran sama ceritanya juga buat manas-manasin adekku yang lagi di kampung yang ngebet banget buat nonton ini.
Aku tahu NKCTHI waktu MIWF 2019. Soalnya ada Marcella FP yang ngenalin novel bergambarnya. Aku sendiri cuma baca sekilas soalnya cuma ngintip punya orang yang waktu itu dititip buat minta tanda tangannya. Waktu itu aku juga lebih fokus sama Alvy Syahrin yang udah kubaca novel-novelnya. Tapi bingung juga para peserta diskusi kok ngeliatin Marcella hampir mewek semua? Akhirnya kuputuskan aku harus nonton NKCTHI biar tau ceritanya.
Nah pas ke Makassar ternyata temanku juga mau nonton akhirnya kami pergi bertiga.
Film ini bercerita tentang keluarga bahagia yaitu Ayah dan Ibu serta ketiga anaknya Angkasa, Aurora dan Awan. Hingga suatu ketika sebuah masalah menguak dan membuat mereka terombang-ambing dalam badai kehidupan (asik kata-kataku). Sinopsisnya segitu aja, nah mari kira bedah filmnya.
Alur
Film ini memiliki alur maju mundur yang saling berkait satu sama lain agar kita bisa mengerti kenapa ini terjadi, kenapa ini begini dan seterusnya. Menurutku pemilihan alur ini cukup menarik. Bagian yang sekilas kubaca di bagian awal buku mengenai pesan ibu kepada awan untuk bercerita menjadi salah satu bagian akhir di film. Ini bukti kalau penulis skenario dan sutradaranya melakukan penyesuaian dan tidak hanya mengikuti alur novel saja.
Tokoh dan pemeran
Aku suka dengan nama-nama anaknya. Semuanya adalah fenomena alam. Bisa jadi setelah ini akan ada banyak nama-nama bayi yang terinspirasi dari film ini. Tokohnya juga cukup lengkap dalam mewakili kehidupan keluarga pada umumnya dimana ada ayah, ibu, anak pertama, kedua, dan ketiga. Watak setiap tokohnya pun sesuai dengan kenyataan yang didapat dalam kehidupan keluarga. Ayah adalah sosok yang harus kuat dan menguatkan keluaganya, ia pengambil keputusan tertinggi atas nama "demi kebaikan". Sedangkan ibu adalah sosok yang lembut untuk mengimbangi ayah yang tegas. Ibu juga sosok paling tegar. Anak pertama adalah kakak untuk adik-adiknya. Ia haruslah bisa mengawasi dan melindungi adiknya. Akhirnya ia merasa bebannya terlalu berat. Anak kedua adalah anak yang mandiri, meski kadang merasa sendiri dan kurang kasih sayang karena orang tua lebih sering mengawasi kakak dan lebih perhatian pada adik. Dan berharap dapat pujian karena sudah berusaha melakukan yang terbaik. Anak ketiga sangat diproteksi, banyak dilarang ini itu, harus dijaga dan akhirnya merasa terkekang sendiri.
Bukannya pada umumnya keluarga begitu?
Untuk pemeran sendiri aku cukup suka dengan pilihan pemainnya. Ayah dan ibu punya 2 pemeran yaitu sosok hari ini dan nanti. Aku suka Oka sebagai ayah di masa lampau.
Sosok Angkasa diperankan oleh Rio Dewanto. Awalnya tidak terbiasa melihat Rio sebagai seorang kakak soalnya dia udah punya anak, tapi cocok-cocok aja ternyata.
Sosok Aurora diperankan oleh Sheila Dasha. Salah satu idolaku soalnya suka liat feed ig-nya yang punya background artsy. Dia loh yang design sendiri. Nah di film ini dia juga berperan sebagai seniman. Aku suka banget liat pamerannya dengan nuansa hitam itu. Dan buku Dali yang ada di atas nakas tempat tidurnya betul-betul on point sih.
Awan sendiri diperankan sama Rachel Amanda. Yah artis sinetron remaja jaman dulu ini akhirnya comeback setelah sakit. Awan berprofesi sebagai arsitek dimana Chicko Jericho jadi bosnya. Ada satu adegan yang menurutku cukup berani di film ini yaitu saat Awan berciuman dengan Kale (dengan bibir). Meski sekarang adegan seperti ini sudah lazim di film Indonesia sejak AADC, tapi aku masih sulit membayangkan Amanda yang kulihat sejak kecil dengan sinetron-sinetron remajanya melakukan adegan ini. Tapi itu hanya masalah rasa sih.
Sosok Kale sendiri dibagian awal adalah sosok idaman buatku karena ia punya banyak quotes-quotes bijak tentang kehidupan bahkan mengalahkan sosok Dilan yang hampir semua quotesnya untuk Milea saja. Tapi dibagian akhir Kale membuatku patah hati. Ia memilih kebahagiaannya sendiri. Pemeran Kale adalah pendatang baru dan gayanya seperti kak Riri buatku (Riri Riza).
Sosok lainnya adalah pacar Angkasa. Sebagai seorang pacar ia cukup bijak dan terbuka dengan Angkasa yang harus jadi kakak siaga.
Latar
Untuk latar sendiri cukup jelas di film ini. Latar pekerjaan mereka digambarkan sangat nyata. Ayah di bidang keuangan, Angkasa sebagai EO yang ngatur konser, Aurora sebagai seniman yang selalu berkutat di bengkelnya eh studionya, serta Awan sebagai arsitek dengan maketnya didampingi Umay dan Sivia sebagai partner kerjanya. Lalu ada pula tempat-tempat yang diperlihatkan Kale kepada Awan yaitu daerah pecinan, warung pinggir jalan, penjual gerobak. Bahkan MRT sebagai jalur pulang Awan pun menunjukkan tren masa kini yang ditampakkan film ini. Tidak lupa gedung-gedung tinggi di Jakarta sebagai latar saat mereka duduk bertiga di balkon lengkap dengan kereta yang sedang melaju. Semua disajikan dengan apik hingga kita bisa memperhatikan detailnya.
Well, film ini menurutku cukup sukses meski aku juga tidak bisa membandingkan dengan novelnya yang hanya kubaca sekilas. Temanku yang satu nangis di episode awal, yang satunya nangis dipertengahan dan aku sendiri menitikkan air mata dibagian akhir saat mereka berpelukan. Maklum dimana-mana film tentang kehidupan keluarga pasti membuat kita mengaitkan dengan kehidupan keluarga kita sendiri. Sayangnya karena mengaitkan dengan kehidupan keluarga sendiri, aku sedikit menganggap bahwa masalah keluarga mereka adalah masalah yang cukup remeh dibandingkan masalah keluarga yang lain. Kami bertiga berusaha menebak masalah apa yang akan jadi klimaksnya. Sayangnya tebakan kami yang sering menonton sinetron indonesia yang penuh intrik ternyata melenceng jauh dan membuat klimaksnya malah terkesan sepele. Tapi aku suka bagaimana sosok ibu akhirnya yang menyelesaikan masalah tersebut. Dan mereka pun kembali jadi keluarga bahagia. The end.
Demikian review jujur ku soal film ini. Intinya setiap keluarga punya masalah. Hanya bagaimana kita menyelesaikannya. Suka dengan banyaknya dialog yang bisa jadi quotes, ada lagi pasokan caption feed instagram (hihi, aku gak sealay itu kok bercanda). Maafkan kespoileran ku. Padahal sudah berusaha ku kurangi tapi masih aja lolos. Mari menonton dan menikmati film Indonesia.
Sebagai bonus ada best quote dari masing-masing tokohnya.
"Kalau nanti kita berselisih paham, tolong ingatkan untuk kompromi, bukan lari" (NKCTHI)
“Jangan pernah lepasin adik-adik kamu, mereka tanggungjawab kamu.” (Ayah)
“Jangan pernah lepasin adik-adik kamu, mereka tanggungjawab kamu.” (Ayah)
“Marah itu wajar, tapi jangan jadikan marah sebagai satu-satunya alasan” (Ibu)
“Kalau masalah datang bertubi-tubi, tugas kita ya bertahan” (Angkasa)
“Kalian Sudah lama kehilangan Aku” (Aurora)
“Kalian Sudah lama kehilangan Aku” (Aurora)
"Yang bisa nolong aku yah aku sendiri, bukan orang lain" (Awan)
"Yang dicari, hilang. Yang dikejar, lari. Sampai kita lelah dan berserah. Saat itu semesta bekerja. Beberapa hadir dalam rupa sama. Beberapa lebih baik dari rencana" (Awan)
"Yang dicari, hilang. Yang dikejar, lari. Sampai kita lelah dan berserah. Saat itu semesta bekerja. Beberapa hadir dalam rupa sama. Beberapa lebih baik dari rencana" (Awan)
Comments
Post a Comment